Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mendorong peningkatan jumlah investor pasar modal Indonesia dengan menggandeng perusahaan maupun universitas dalam pembukaan rekening.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan, kenaikan jumlah investor yang tercermin dari kepemilikan Single Investor Identification (SID) bisa membuat ekonomi Indonesia kian bertambah besar ke depannya.
Terciptanya rekor baru penciptaan 3 juta investor pasar modal pada tanggal 24 Juli 2020 tidak terlepas dari dukungan generasi muda dan tehmologi digital. Tercatat selama pandemi, total SID mencapai 3,27 juta per akhir September 2020.
“Sejak Juni 2020 jumlah terus mengalami peningkatan 792.527 atau 31,9% dari posisi akhir 2019 sebanyak 2,48 juta SID,” ujar Fawzi yang disampaikan melalui webinar, Kamis (22/10).
Ketua Umum AKSI (Asosiasi KSPM/KSPMS Seluruh Indonesia) Stephen Richard Reynaldi berharap pandemi tidak menghambat minat mahasiswa untuk berinvestasi pasar modal. Sebab di setiap persoalan pasti ada peluang, apalagi di era digitalisasi.
“Orang-orang yang ikutan acara AKSI secara tidak langsung sudah ada kesadaran untuk berinvestasi di pasar modal, justru sebenarnya yang perlu diedukasi itu masyarakat awam mengenai investasi. Bahkan pernah ada yang tanya, beli saham apakah bisa COD (cash on delivery)? Itulah pentingnya literasi keuangan,” kata Stephen.
Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, SID saham mencapai 1,38 juta, sedangkan SID reksadana sebanyak 2,58 juta per 30 September.
Jika tren kenaikan dapat dipertahankan setiap bulan selama kuartal IV-2020, maka BEI mengharapkan ada penambahan 300.000-400.000 SID baru. Hal itu berarti jumlah investor ritel dapat melampaui 3,5 juta SID pada akhir 2020.
“Penambahan jumlah SID ini berkontribusi ke pertumbuhan Indonesia, makanya kami SRO (self regulatory organization) bersama OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terus memotivasi generasi penerus untuk berkontribusi ke kemajuan pasar modal melalui investasi di pasar modal dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” katanya.
Untuk itu OJK bersama dengan BEI, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) berharap acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020, sebagai rangkaian peringatan 43 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, bisa berperan sebagai sarana menampilkan peran dan fungsi seluruh lembaga, profesi, produk, dan layanan di pasar modal Indonesia kepada stakeholders dan publik. (ita)