Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airtlangga (UNAIR) melantik sebanyak 97 dokter hewan baru pada Kamis (20/9) di Airlangga Convention Center.
Pelantikan dokter hewan itu menambah daftar jumlah dokter hewan yang telah diluluskan oleh UNAIR. Tercatat, sejak meluluskan mahasiswa pertama pada 1975, FKH UNAIR telah meluluskan sebanyak 4.214 dokter hewan.
Sebanyak 4.214 dokter hewan itu berkiprah di masyarakat sesuai bidang yang mereka tekuni. Seperti menjadi akademisi, praktisi, klinisi, berkarir di ranah birokrasi, hingga menjadi entrepreneur.
Dekan FKH Prof Dr Pudji Srianto MKes drh mengatakan bahwa para dokter hewan yang diambil sumpah telah melalui serangkaian proses pendidikan. Dinobatkan sebagai sarjana kedokteran hewan setelah menempuh studi selama empat tahun, selanjutnya mengikuti program profesi selama 2-3 semester.
Dalam menempuh pendidikan itu, mahasiswa diwajibkan memprogram sebanyak 37 Sistem Kredit Semester (SKS) dan melakukan praktik kerja lapangan. Prof Pudji memastikan, lulusan FKH UNAIR adalah lulusan yang berkualitas dan dapat diandalkan di masyarakat.
Dari 7 program studi yang ada di FKH, semuanya telah mendapatkan akreditasi A. Terbaru, FKH UNAIR akan membukan prodi spesialis bekerjasama dengan universitas di Prancis.
Selain itu, Rumah Sakit Hewan Pendidikan yang baru diresmikan Juli 2018 lalu oleh Menristek-Dikti diharapkan dapat menjadi media yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran calon dokter hewan di UNAIR.
“Rumah sakit hewan mudah-mudahan banyak membantu praktik dan belajar calon dokter hewan,” terangnya. “Saat kini kita banyak kolaborasi dan riset demi menciptakan dokter hewan yang tangguh.”
Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib SSi Apt MKes PhD dalam sambutannya kepada seluruh undangan wali mahasiswa mengatakan bahwa saat ini FKH UNAIR telah mendapatkan pengakuan tingkat Asia melalui akreditasi ASEAN University Network (AUN). “Ini (akreditasi, Red) menguatkan kurikulum dan pembelajaran mahasiswa,” terangnya.
Untuk itu, kepada seluruh dokter hewan yang baru diambil sumpah, Junaidi mengimbau agar bertanggungjawab terhadap gelar dokter hewan dengan menjaga kode etik yang ada.
“Jalani profesi ini dengan cara yang terhormat. Jaga nama baik almamater UNAIR. Tetap pegang Excellence With Morality. Unggul dengan moral dan agama,” terang doktor dari Fakultas Farmasi ini.
Sementara itu, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur 1 Prof Dr Drh Suwarno Msi mengimbau agar seluruh dokter hewan waspada terhadap bahaya rabies. 28 September nanti diperingati sebagai hari rabies sedunia.
Saat ini, kata Prof Suwarno, 99 persen rabies berasal dari gigitan anjing gila. Ada satu kematian akibat rabies setiap 15 menit, yang mana, kebanyakan di antara korban adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun.
“Sudah 100 tahun lebih rabies ada di Indonesia, tapi kita belum bisa membebaskan. Peran dokter hewan penting dalam menjembatani kesehatan hewan dan kesehatan manusia,” papar Prof Warno. Prof Warno lantas mengimbau kepada seluruh hadirin agar melakukan faksinasi dan melindungi diri. Itu adalah bentuk pencegahan terbaik. (ita)