Rencana pembangunan moda transportasi massal berupa ‘Trem’ di kota Surabaya, nampaknya akan membawa wacana bahwa ruas jalan Tunjungan bebas dari kendaraan roda dua.
Wacana ini muncul, setelah Kepala Bappeko Surabaya, Agus Imam Sonhaji menjelaskan keberadaan jalur ‘Trem’ nanti yang posisinya menggerus seperempat ruas jalan Tunjungan.
“Pembangunan akan segera dimulai. Nanti sepanjang ruas jalan Tunjungan hanya terbagi untuk mobil, jalur Trem dan pedestrian untuk pejalan kaki,” jelas Agus, Senin (31/7).
Dengan kehadiran ‘Trem’ nanti, lanjut Agus, konsep wisata jalan Tunjungan yang selama ini akan diwujudkan kembali oleh Pemkot Surabaya, dengan sendirinya bisa terrealisasi.
“Jalan Tunjungan memang dikonsep untuk pejalan kaki sebagai salah satu destinasi wisata di Surabaya. Hadirnya transportasi massal nanti, istilah ‘mlaku-mlaku nang Tunjungan’ akan terwujud,” katanya.
Saat ini, lanjut Agus, Pemkot tengah memproses pembiayaan moda transportasi tersebut. Proses administrasi pembiayaannya dari APBN lewat mekanisme Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). “Berharap proses itu berjalan lancar dan selesai di akhir tahun 2017,” imbuhnya.
Pemkot Surabaya juga sudah menyediakan rumah susun(Rusun) bagi warga ber-KTP Surabaya, korban pembebasan lahan di sekitar kawasan Joyoboyo. Menurut Agus, lahan milik PT KAI tersebut, akan digunakan untuk pembangunan depo ‘Trem’.
“Pembebasan lahan di kawasan Joyoboyo itu wewenang PT KAI seperti kesepakatan dengan Kementrian Perhubungan. Pemkot hanya membantu penertiban dan penyediaan Rusun bagi warga korban pembebasan lahan yang ber-KTP Surabaya,” pungkasnya.(yul)