Banyuwangi memiliki lebih dari 80 destinasi wisata yang wonderfull serta 77 event yang diagendakan dalam setiap tahunnya.
Tahun lalu, jumlah turis mancanegara yang berlibur di Banyuwangi tak kurang menembus angka 75 ribu, padahal targetnya hanya 45 ribu. Sedangkan wisatawan domestik mencapai 2,7 juta dari target 2,3 juta.
Potensi pariwisata yang luar biasa di kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini sudah selayaknya dapat lebih dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan (income) baik bagi penduduk setempat dan pemda dan turut serta penyediakan lapangan pekerjaan.
Ini sekaligus mengatasi jumlah pengangguran di Banyuwangi yang hingga akhir tahun 2017 lalu mencapai 2,5% jumlah penduduk yang didominasi oleh kalangan muda.
Padahal kalangan muda Banyuwangi atau yang kerap disebut lare Osing inilah yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam mensukseskan program explore Banyuwangi.
Berangkat dari pemikiran itulah lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) PSDKU Banyuwangi membuat program yang dinamakan ’TEMPONG.
Tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini dipimpin Cici Farista dan beranggotakan Mesty Retnowati, Alvin Ridho Izzudin, Rita Sulistyowati dan Arina Manasika. Semua dari jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair PSDKU Banyuwangi.
Atas bimbingan dosennya, Riski Isminar Ardianti SE MEcDev, proposal Cici dkk bertema Program Tempong (Teman Perjalanan Bersama Lare Osing) ini berhasil lolos seleksi Dikti, sehingga berhak meraih dana pengembangan dalam program PKM 2018 dari Kemenristekdikti.
”Kami berharap bahwa program tersebut dapat memberdayakan Lare Osing sebagai upaya peningkatan pendapatan atas potensi pariwisata di Banyuwangi yang mulai terekspos,” tambah Cici seraya menjelaskan apa yang dimaksud “TEMPONG”.
TEMPONG dalam hal ini bukan kudapan khas Kota Banyuwangi yang berupa sambelan super-pedas yang “menampar” (tempong/bahasa Osing) yaitu “Nasi Tempong”. TEMPONG disini adalah singkatan dari ‘Teman Perjalanan Bersama Lare Osing’ – merupakan program pelatihan guide online yang menggunakan media berupa aplikasi Travelmate.
Menurut Cici, pelatihan ini akan mengajarkan mitra (Lare Osing) untuk bagaimana menjadi seorang pemandu wisata yang baik dan yang paling Sophisticated adalah mitra akan diajarkan langsung bagaimana cara menggunakan aplikasi Travelmate. Mulai dari pengoperasian sistem admin hingga peluncuran mitra sebagai guide online di aplikasi Travelmate tersebut.
Travelmate sendiri adalah aplikasi yang dibuat khusus untuk mendukung program TEMPONG, dengan motto “Bring out The Best Local Experiences for You…”.
Aplikasi ini dirancang untuk mempertemukan antara wisatawan baik lokal maupun asing dengan penduduk lokal yang mempunyai kapabilitas dalam memandu wisatawan.
”Kami berharap hadirnya aplikasi ini dapat menjadi media bagi penduduk lokal terutama mitra TEMPONG (Lare Osing) Desa Kemiren untuk turut serta memajukan dan mengembangkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya dengan memberikan pelayanan yang prima bagi para wisatawan yang berkunjung,” tambah Cici. (ita)