Penyemprotan disinfektan yang dilakukan secara massif Pemkot Surabaya, dinilai sangat efektif untuk menekan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya, terutama dalam menekan pertambahan Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sebab, warga sudah merasakan sendiri manfaat dari penyemprotan itu.
Ketua RW 3 Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut, Surabaya, Sukir, mengatakan penyemprotan disinfektan itu memang sudah sangat efektif dalam menekan pertambahan ODP, apalagi di wilayahnya sudah ada beberapa yang reaktif setelah rapid test dan ada pula yang terkonfirmasi Covid-19.
Nah, dengan rutin melakukan penyemprotan yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) maupun swadaya warga, pihaknya berhasil menekan penambahan ODP di lingkungannya.
“Selain rutin melakukan penyemprotan, kami juga rutin meminta warga untuk melakukan isolasi mandiri, sehingga Alhamdulillah di wilayah kami sekarang sudah ada yang sembuh Covid-19, dan ODP-nya berhasil ditekan,” kata Sukir, Rabu (03/06).
Ia juga memastikan bahwa mobil Dinas PMK sudah berkali-kali melakukan penyemprotan di wilayahnya hingga saat ini, bahkan setelah ada yang terkonfirmasi, setiap hari dilakukan penyemprotan.
Kemudian beberapa titik yang tidak terjangkau mobil Dinas PMK, mereka melakukan penyemprotan sendiri oleh warga melalui swadaya masyarakat. “Sudah lama kami melakukan seperti ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya Dedik Irianto memastikan jajaran PMK bersama personil Satpol dan Linmas terus melakukan penyemprotan ke berbagai titik di Kota Surabaya. Penyemprotan itu sudah massif dilakukan sejak 13 Maret 2020 atau ketika kasus pertama muncul di Kota Surabaya.
“Setiap hari kami melakukan penyemprotan, sehari bisa 300-400 titik, sehingga total titik penyemprotan yang dilakukan bersama OPD lain sebanyak 50.735 lokasi per tanggal 2 Juni 2020. Sedangkan penyemprotan yang dilakukan oleh PMK sendiri total sebanyak 43.371 lokasi,” katanya.
Ia memastikan bahwa titik-titik lokasi penyemprotan itu tidak asal nyemprot, namun berlandaskan data. Ketika menerima data terkonfirmasi Covid-19 di suatu alamat tertentu, kemudian Dinas PMK langsung “mengejar” alamat itu dan langsung melakukan penyemprotan di kawasan tempat tinggal pasien terkonfirmasi itu.
“Jadi, sekeliling tempat tinggal pasien itu kami semprot, kira-kira radius 500 meter di sekelilingnya kami semprot semuanya. Tujuannya jelas supaya tidak ada lagi penambahan ODP di wilayah tersebut, dan ini akan terus kami lakukan ke depannya,” imbuhnya.
Dedik menjelaskan bahwa dalam melakukan penyemprotan ini pihaknya menurunkan hampir semua unit, mulai unit yang paling besar hingga yang paling kecil. Beberapa unit ini adalah Bronto Skylife yang setiap hari melakukan penyemprotan di Hotel Asrama Haji dan Rumah Sakit Soewandhie serta titik-titik lainnya.
Kemudian ada pula unit Kajama, Unit Firedome, serta Unit Walang Kadung yang biasa masuk-masuk ke gang-gang sempit.
“Nah, ketika melakukan penyemprotan kami memiliki SOP yang harus dilakukan. Salah satunya harus menggunakan APD lengkap khas PMK dan para personil tidak boleh turun dari mobil, sehingga penyemprotannya dilakukan di atas mobil demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Saat ini, ia menjelaskan bahwa para RW dan LPMK di Kota Surabaya sudah mulai sadar bahwa mereka membutuhkan penyemprotan ini. Terbukti, sudah banyak yang meminta kepada Dinas PMK untuk dilakukan penyemprotan di wilayahnya masing-masing. “Sudah banyak yang mengusulkan kepada kami, ya kami tindaklanjuti,” pungkasnya. (ita)