Sebutan sebagai Kota Digital atau Smart City layak disematkan untuk Kota Surabaya. Pelayanan public dengan system online melalui aplikasi dan web, iklim industri digital yang ditandai dengan bermunculannya produk start up unggulan serta menjamurnya co-working space dan komunitas kreatif digital menjadi alasan utama penobatan tersebut.
Tak heran jika Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Infrastruktur selalu menjadikan Surabaya sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan Bekraf Developer Day (BDD) dalam tiga tahun terakhir.
Termasuk pada Minggu (1/7) di Hotel JW Marriot Surabaya. Animo yang tinggi dari para developer dan calon developer mengikuti BDD terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 1227 peserta.
“Hal tersebut menunjukkan antusiasme warga untuk upgrade skill. Sehingga diharapkan akan muncul talenta-talenta baru dari kota Surabaya,” ucap Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkari, Minggu (1/7).
Hari melanjutkan sebanyak 654 developer Surabaya yang terpilih dari pelaksanaan BDD sebelumnya, sedang mengikuti bimbingan secara online melalui Platform Dicoding Academy. Program beasiswa tersebut kembali dibuka untuk peserta BDD Surabaya tahun ini.
Upaya tersebut merupakan bentuk intervensi pemerintah agar bemunculan produsen-produsen baru di sektor game dan aplikasi yang berkualitas untuk berperan dalam menggerakkan perekonomian nasional melalui ekonomi kreatif digital.
Apalagi, nilai industri game Tanah Air sudah menembus angka kisaran US$ 800 juta atau sekitar Rp 11 triliun pada 2017 dan diperkirakan mengalami peningkatan sebanyak 25 persen tahun ini.
“Di berbagai lini aspek industri kreatif menurut saya peran developer itu menjadi luar biasa penting dan critical di era sekarang. Apalagi kalau kita mau membuat itu tampil, terakses dan bisa dirasakan memberikan pengalaman kepada masyarakat seluruh dunia sehingga Bekraf terus melakukan intervensi untuk meningkatkan kapasitas kompetensi developer,” ungkap Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik.
Para peserta BDD ini diharapkan bias mengikuti keberhasilan salahsatu studio game local asal Surabaya, Mojiken Studio.
Dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia game Tanah Air, mereka berhasil menembus Platform Nintendo Switch dengan produk gamenya Ultra Space Battle Brawl yang akan segera dirilis.
Kesuksesan Mojiken Studio tersebut tak lain berkat peran serta Toge Production selaku publisher dan Bekraf dalam mendapatkan developer kit sebagai sarana pembuatan gim di Nintendo Switch.
“Bisa dibilang pembuktian kepada teman-teman sesama developer dari Indonesia maupun developer luar (internasional) bahwa Indonesia juga bisa dan tidak kalah bersaing di kancah internasional. Ini akan membuka jalan untuk yang setelah ini,” ujar Co Founder Mojiken Studio, Eka Pramudita.
BDD Surabaya ini merupakan yang ketiga kalinya digelar pada tahun 2018. Sebelumnya, Jayapura (6/5) dan Batam (26/3) dipilih sebagai tuan rumah.
Sejumlah pembicara yang menjadi rockstar ekonomi kreatif digital Tanah Air akan hadir untuk menginspirasi dan memberikan bimbingan teknis kepada para peserta seperti CEO Educa Studio, Andi Taru.
Bersama Educa Studio, Andi yang sudah melahirkan 200 lebih game dengan total unduh lebih dari 20 juta kali ini menilai penting event seperti BDD untuk menciptakan sinergi dan kolaborasi antar developer. Sehingga akselerasi pengembangan ekonomi kreatif digital Surabaya bias terwujud.
“Menjadi momentum untuk meningkatkan partisipasi pemuda pemudi Surabaya dalam mengembangan ide-idenya dalam wujud kreasi digital yang memiliki value dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” ucap laki-laki yang juga menjabat Deputi Edukasi Asosiasi Game Indonesia (AGI) ini.
Seperti halnya BDD Jayapura dan Batam, Bekraf juga menggandeng Dicoding Indonesia dan didukung AGI, Dicoding Elite, Google Developer Expert, Intel Innovator, Komunitas ID-Android, Samsung Developer Warrior, dan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya di Indonesia untuk menyelenggarakan event tersebut. (sak)