Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-70, Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar sidang Dies Natalis pada Senin (11/11) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR Kampus MERR-C. Dalam sidang tersebut, Rektor UNAIR, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, menyampaikan beberapa poin penting dan strategis di usia UNAIR yang ke-70.
“Tidak terasa, sudah sepuluh tahun saya memimpin sidang Dies Natalis seperti ini, dan ini merupakan sidang terakhir yang saya pimpin. Oleh karena itu, Saya hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan capaian dan strategi Universitas Airlangga,” papar Prof Nasih.
UNAIR berdiri pada tanggal 10 November 1964, dan setelah 70 tahun berdiri, lanjut Prof Nasih, UNAIR berhasil terbang tinggi dengan meraih peringkat 308 dunia. Atas capaian tersebut, UNAIR juga berhasil menjadi kampus yang meraih predikat Most Improved University se-Asia dalam perankingan QS.
Dalam pidatonya, Rektor UNAIR itu juga turut menyampaikan rasa syukurnya bahwa capaian apapun yang berhasil tercapai berkat karunia Allah SWT. Serta rasa terima kasihnya kepada para pihak yang terlibat.
Prof Nasih menyebutkan, berdirinya UNAIR juga sebagai wujud dari cita-cita besar para pendiri negara. UNAIR memiliki peran strategis untuk mendorong pembangunan nasional dengan menciptakan generasi yang cerdas.
Hal ini sesuai dengan cita-cita Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut berkontribusi dalam perdamaian dunia.
“Untuk mencapai kesejahteraan ini, pasti perlu proses perlahan. Kan tidak mungkin langsung lompat. Di sinilah saya ingin memperkenalkan tangga EMAS, yang dimulai dengan E yakni educated people,” terangnya.
Dari skema Tangga EMAS yang diperkenalkan oleh Rektor UNAIR, educated people menjadi anak tangga pertama. Educated people ini tidak hanya berarti lama sekolah. Tetapi juga kualitas belajar yang di dalamnya termasuk pula PISA score, Human Development Index (HDI), jumlah mahasiswa S2 dan S3, dan Kapasitas Inovasi.
Prof Nasih menegaskan bahwa educated people yang baik berarti capaian mahasiswanya memiliki logika dan daya kritis yang baik, sehingga dapat berkontribusi besar dalam pembangunan nasional. Kemudian, Prof Nasih juga menjelaskan bahwa seluruh prosesnya harus berkelanjutan, setelah komponen E yakni educated people, maka perlu memenuhi poin M, A, dan S.
Lebih lanjut, dalam meraih kesejahteraan sosial, dalam sudut pandang ekonomi Indonesia perlu meramu tiga komponen sumber daya, atau dikenal sebagai Trisula Sumber Daya. Tiga komponen ini adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya finansial secara proporsional.
Dalam perkembangannya, sumber daya manusia determinan utama dan kemajuan keadilan dan kesejahteraan. Jika sumber daya manusianya lemah, maka kemajuan pembangunan nasional akan dikendalikan oleh pemilik modal.
“Oleh karena itu, sebagai wujud menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas, misi dari UNAIR adalah turut serta menciptakan kemajuan bangsa, dengan melahirkan sarjana -sarjana yang logis, kritis, dan inovatif. UNAIR juga bertekad untuk turut menciptakan banyak master yang menghasilkan karya dan paten baru, serta doktor dan peneliti hebat,” harapnya. (ita)