Pemkot Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) terus berupaya menjawab respon time yang cepat, tepat, dan aman dalam menghadapi setiap bencana yang tidak bisa diprediksi datangnya.
Seperti ketika sebuah bencana itu berada di air, pemkot menerjunkan tim selam yang terlatih khusus dalam menghadapi situasi tersebut.
Kepala BPB Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, tim selam BPB Linmas merupakan petugas yang diterjunkan ketika terjadi peristiwa bencana di air, salah satunya evakuasi adanya orang tenggelam.
“Seperti dahulu ada kejadian warga Surabaya bersama mobilnya tenggelam di Sungai Tulungagung, kita terjunkan tim selam ke sana untuk evakuasi korban,” kata Eddy, Rabu, (24/07).
Dia menjelaskan, tim selam yang dimiliki Pemkot Surabaya merupakan anggota gabungan dari beberapa dinas. Mereka terdiri dari anggota BPB Linmas, Satpol PP dan jajaran di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran (PMK).
“Jadi tim selam kita merupakan petugas gabungan dari beberapa dinas, dari BPB Linmas ada 10 orang, Satpol PP 10 orang dan Dinas PMK 5 orang,” jelasnya.
Beragam kendala yang dihadapi tim selam saat melakukan evakuasi di lapangan, membuat mereka harus siap dan sigap dihadapkan dalam situasi apapun. Karena itu, Eddy memastikan, sebelum tergabung dengan tim selam, mereka telah diberikan pembekalan dan berbagai macam pelatihan teknik selam.
“Setiap Sabtu mereka rutin kita berikan pelatihan. Kita juga menggandeng Marinir dalam memberikan pelatihan-pelatihan teknik selam kepada anggota,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan mereka dalam penanganan bencana, khususnya teknik pertolongan korban di air (water rescue).
Menariknya, selain latihan di kolam renang dan sungai, mereka juga diberikan pelatihan menyelam di laut lepas. “Untuk alat-alatnya kita juga lengkap, seperti baju khusus selam, perahu karet dan tabung oksigen kita siap semua,” jelasnya.
Namun, Eddy mengungkapkan, tak jarang jika tim selam menghadapi kendala saat melakukan evakuasi korban di air. Seperti ketika diterjunkan di sungai yang berlumpur. Dengan jarak pandang yang terbatas, mereka harus melakukan evakuasi korban tenggelam.
“Jadi ada strateginya ketika mereka dihadapkan dengan situasi seperti itu. Mereka sebelumnya diberikan pelatihan oleh Marinir,” imbuhnya.
Salah satu anggota BPB Linmas yang tergabung dalam tim selam adalah Ali Nurohim. Pria berusia 24 tahun ini mengaku sebelumnya tidak mengetahui teknik dasar selam. Namun setelah mendapat berbagai teknik pelatihan selam, kini ia menjadi salah satu andalan dari tim selam BPB Linmas Surabaya.
“Penyelamatan pertama saya setelah latihan selam itu adalah evakuasi anak tenggelam di Wiyung. Evakuasinya berjalan tiga hari, dan mayatnya ditemukan mengapung setelah kami lakukan pencarian,” kata Ali.
Tidak hanya melakukan evakuasi di dalam kota, tim selam BPB Linmas juga melakukan evakuasi yang menyangkut kepentingan dan keselamatan warga Surabaya yang berada di luar Surabaya. Ali mengungkapkan, ia bersama timnya seringkali diterjunkan ke luar kota untuk membantu melakukan evakuasi kebencanaan.
“Kami sering melakukan evakuasi di luar Surabaya. Biasanya kita melakukan evakuasi gabungan atau kalau ada kejadian warga Surabaya yang mengalami musibah di luar kota, kami akan menangani langsung ke kota tersebut,” pungkasnya. (ita)