Sebanyak 250 anak muda dari 35 negara menghadiri Youth Involvement Forum (YIF) di Banyuwangi. Selama 3 hari (24-26 November), mereka berdiskusi sekaligus mengenali khazanah seni-budaya daerah di ujung timur Pulau Jawa itu.
“Selamat datang di Banyuwangi. Semoga mengesankan. Kita bisa saling diskusi soal pengembangan kebudayaan, bagaimana menjadikan diplomasi kebudayaan sebagai sarana untuk mewujudkan kesepahaman global, dunia yang lebih damai dengan segala perbedaannya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Peserta YIF ini sendiri terdiri atas 100 mahasiswa dalam dan luar negeri, 50 pengusaha muda, serta pelajar dan guru vokasi se-Indonesia. Forum yang diinisiasi oleh Indonesia Youth Forum ini menjadi salah satu bagian penting upaya memperkuat daya saing anak muda Indonesia.
“Era informasi menuntut SDM yang kreatif, inovatif dan berdaya saing. Banyuwangi kenapa kami pilih sebagai lokasi pertemuan global ini karena kami nilai sebagai daerah yang konsisten mengembangkan budaya dan ekonomi kreatif berbasis rakyat. Sehingga peserta bisa belajar banyak dari sini,” jelas Abdul Idris, pendiri Indonesia Youth Forum.
Bupati Anas pun memaparkan sejumlah kreativitas warga Banyuwangi, yang salah satunya terangkum dalam even Banyuwangi Festival. “Festival ini juga cara kami untuk menumbuhkan semangat gotong royong warga, jadi bukan semata-mata pariwisata. Dari ajang ini, kreativitas rakyat tumbuh, kerukunan tercipta, seni-budaya semarak, sekaligus ekonomi bergerak,” jelas Anas.
Bupati berusia 44 tahun pun bersemangat memperkenalkan sejumlah potensi dan seni-budaya Banyuwangi. Anas juga menekankan pentingnya peran kaum muda dalam pengembangan seni-budaya.
“Anak muda harus terjun mengembangkan seni-budaya. Dulu jumlah anak muda yang memahami Tari Gandrung Banyuwangi mungkin tak banyak, tapi sekarang sangat besar karena kita memperkenalkannya dengan gembira lewat balutan festival,” ujarnya.
Para peserta tampak terkesan dengan Banyuwangi. Seperti yang diungkapkan Roman Paviliux asal Ukraina. “Seni-budaya di sini berkembang bagus, kita bisa menggali banyak hal. Cocok juga sebagai destinasi wisata,” ujarnya.
Peserta lainnya, Nana Fulila asal China mengungkapkan kekagumannya atas beragam kreativitas orang Banyuwangi. “Orang Banyuwangi kreatif. Mereka harus mempertahankan tradisi seni-budaya yang kuat semacam ini. Ini menunjukkan karakter kalian,” jelas Nana.
Selama di Banyuwangi nanti, para peserta ini akan mengikuti forum seminar dan dilibatkan dalam focus group discussion (FGD) tentang beragam pengembangan SDM kaum muda. Selain itu, mereka juga akan dikenalkan beragam destinasi wisata serta mengenal kehidupan pesantren. (sak)