Pemkab Banyuwangi optimis dibukanya rute internasional Kuala Lumpur -Banyuwangi akhir tahun kemarin, mampu meningkatkan kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas optimis masa depan daerahnya bisa terus berkembang. Adanya rute internasional di Bandara Banyuwangi menjadi stimulus baru bagi pengembangan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java tersebut.
“Setahun ada sekitar dua juta turis Malaysia ke Indonesia. Sebagian ke Bali. Nah itu kita gaet sebagian masuk lewat Banyuwangi,” kata Anas dikutip melalui laman resmi Pemkab Banyuwangi, Sabtu (5/1).
Anas menyebut, daerahnya punya banyak destinasi yang wajib dikunjungi, salah satunya Kawah Ijen. “Di Malaysia enggak ada destinasi gunung semacam itu. Di sini juga ada pantai dan human menginap yang asyik. Kita yakin bisa gaet turis dari Malaysia,” ujar Anas.
Selaras dengan Bupati Anas, Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya berharap dengan status sebagai bandara internasional, Banyuwangi bisa menggaet 100.00 turis asal Malaysia per tahun.
“Saya yakin target 100.000 turis Malaysia masuk ke Banyuwangi itu bisa dicapai. Direct flight Kuala Lumpur-Banyuwangi membuka konektivitas yang lebih luas,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya seusai mengikuti inaugural flight Citilink rute Kuala Lumpur-Banyuwangi, akhir tahun kemarin.
Arief mengatakan, pariwisata berkembang sangat pesat. Dan itu mampu mendorong investasi (investment) dan perdagangan (trade).
“Kuncinya adalah tourism, trade, investment atau TTI. Ketiga hal itu hanya bisa berkembang bila konektivitasnya bagus. Nah, konektivitas Banyuwangi sudah sangat mantap. Ada rute internasional, rute domestik juga padat, ada banyak penerbangan dari Jakarta langsung ke Banyuwangi, juga ada dari Surabaya,” ujarnya.
“Destinasi wisata alamnya bagus, budayanya keren, homestay sampai resornya luar biasa. Kulinernya unik dan lezat. Banyuwangi lengkap,” imbuh Arief Yahya.
Sementara itu, Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo mengatakan, pasar dari Malaysia ke Indonesia terbuka luas. Apalagi, Banyuwangi berdekatan dengan Bali, dan sebagian turis Malaysia juga mengunjungi kawasan Bali Barat yang lebih dekat dari Banyuwangi.
“Citilink bangga bisa ikut berperan mengembangkan pasar wisata di daerah. Selain tentu rute ini memungkinkan dunia usaha berkembang,” ujarnya.
Pesawat yang digunakan di rute internasional ini adalah Airbus A-320 berkapasitas 180 penumpang. Frekuensi penerbangan sebanyak 3 kali sepekan, yakni Rabu, Jumat, dan Minggu.
Penerbangan hanya butuh waktu 2 jam 30 menit. Dari Banyuwangi, pesawat bertolak pukul 08.20 WIB dan diperkirakan tiba pukul 12.10 waktu Malaysia. Sedangkan dari Malaysia, berangkat pukul 13.20 waktu setempat dan dijadwalkan tiba di Banyuwangi pukul 15.10 WIB.
Jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi sendiri melonjak hampir 1.700 persen dari 7.836 orang pada 2010 menjadi 140.683 orang pada 2017, dan sudah tembus 307.157 orang hingga Oktober 2018. (sak)