Rektor Universitas Airlangga Surabaya (Unair) Prof Muh Nasih mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terutama Kepala Daerah yang secara tanggap memfasilitasi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang mendapatkan lokasi Surabaya.
Pasalnya UTBK di Surabaya diwajibkan membawa keterangan hasil uji swab negatif atau rapid non reaktif Covid-19 oleh Walikota Surabaya. Prof Nasih pun mengatakan bahwa banyak kepala daerah yang merespon dengan memberikan fasilitas rapid tes gratis di puskesmas terdekat di daerahnya.
“Kami langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk para pimpinan daerah dan alhamdulillah beberapa pimpinan daerah langsung merespon. Mereka tidak nyumbang rapid testnya ke sini tapi memberikan pelayanan langsung di lokasi masing-masing,” ujarnya.
Daerah-daerah yang memberikan fasilitas rapid tes gratis di puskesmas masing masing daerah yakni, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Kediri, Banyuwangi.
“Gresik yang merespon, kemudian Lamongan. Saya dengar Sidoarjo juga langsung melakukan aksi yang serupa, juga dengan Kediri, Banyuwangi sudah lebih awal dan beberapa daerah yang lain langsung meresponnya dengan begitu kami sangat berterima kasih atas kontribusi dan support dari berbagai macam pihak yang bagi kami ini sungguh luar biasa,” pungkasnya.
Mengingat, imbuh Prof Nasih, bagaimanapun pihaknya bertanggung jawab agar UTBK itu tetap berjalan dan bisa dilaksanakan dengan baik. Karena itu, tentu pihaknya harus men-support penuh dan kemudian mencari bermacam-macam sumber rapid test ke berbagai pihak. Misalnya berkoordinasi dengan PUSPAS UNAIR, rumah sakit,serta tentu dengan berbagai mitra lainnya.
”Kami berharap semoga nanti dapat di angka 20 ribu rapid test sehingga 60-70 persen peserta yang ada di UNAIR bisa dilayani dengan sebaik-baiknya. Ini pemeriksaanya gratis. Tapi, ya jangan semuanya ke sini, yang di daerah bisa memanfaatkan yang ada di daerah. Alhamdulillah tadi malam dapat bantuan dari BIN 4 ribu rapid test, ada lagi pagi ini dari BPBD Jawa Timur,” imbuhnya.
Bantuan dari Pemrov Jatim melalui BPBD Jatim itu berupa rapid test 2.000 unit, masket 15rb, sprayer 5, disinfektan 25 liter, baju apd 50, face shiled 50, shoes cover 100, masker kn-95 50, handscoon 100 dan thermo gun 10.
Prof Nasih mengungkapkan bahwa jika berkaca pada hari pertama sesi pertama UTBK, pihaknya optimistis rapid test yang tersedia bisa mewadahi peserta UTBK. Dengan perhitungan pada sesi pertama di dua lokasi rapid test UNAIR, jumlah peserta rapid test 60 orang.
”Anggap saja sehari 200 orang, kita kemungkinan bisa melayani sampai akhir pelaksanaan UTBK ini berkaitan dengan rapid test,” ucapnya.
”Kami sangat bersyukur paling tidak yang sudah berkomitmen dan barangnya sudah di dekat-dekat sini sudah di angka 6500 rapid test 7000-an yang bisa kita manfaatkan,” tambahnya. (ita)