Sulistyani, anggota Rampak Sarinah Jakarta mengikuti Kampanye “Kebaya Goes To The World” ke Thailand pada tanggal 7-9 Desember 2019 yang diorganisir oleh Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) yang diketuai oleh Rahmi Hidayati.
Sebelumnya, Rampak Sarinah juga aktif berpartisipasi di beberapa kegiatan PBI termasuk serangkaian FGD tentang Kebaya di bukan November 2019 di Kemenko PMK yang mendasari program di Thailand tersebut.
Komunitas PBI yang sudah berdiri di beberapa provinsi memperjuangkan pemakaian kebaya dalam kehidupan sehari-hari oleh para perempuan Indonesia dimana saja dan selanjutnya berupaya agar ada penetapan Hari Berkebaya Nasional dari Pemerintah.
“Pengenalan kebaya ke dunia internasional akan cepat terlaksana apabila orang-orang Indonesia sesering mungkin menggunakan kebaya saat di luar negeri,” jelas Rahmi Hidayati, ketua PBI yang didirikannya 2 tahun lalu.
Sementara itu Rampak Sarinah yang berdiri pada 26 Februari 2018 adalah gerakan perempuan berideologi nasionalis yang menggunakan kebaya putih sebagai seragam organisasi dengan bawahan kain nusantara.
“Kebaya berbahan kaos kita pilih sebagai seragam karena kebaya memang baju nenek moyang kita sehari-hari untuk bertani, bakulan,mengajar, berkonggres, pengajian bahkan untuk bertarung seperti yang dilakukan Nyi Ageng Serang. Ciri organisasi kita adalah di Kerudung bu Fat yang berwarna merah,” jelas Eva Sundari, politisi PDI Perjuangan yang juga pengagas pembentukan Gerakan Rampak Sarinah.
Selain mengorganisir seminar, delegasi PBI juga melaksanakan fashion show, menyanyi yang diiringi musik angklung dan Tari Kebaya yang dipersembahkan PBI Yogyakarta.
Sulistyani yang juga kader PDIP menyatakan bahwa Rampak Sarinah bersama PBI akan melaksanakan kampanye kebaya untuk kalangan millenial dan pelajar putri.
“Di beberapa wilayah yang kepala daerahnya kader PDIP misalnya di Bali, Blitar dan Solo, berkebaya sudah menjadi seragam pelajar dan ASN di hari tertentu sesuai Perda setempat,” jelas Sulistyani.
Rampak Sarinah sejak awal mendukung gerakan pelestarian kebaya sebagai warisan budaya Indonesia sebagai bagian dari pelaksanaan ajaran Trisakti Bung Karno.
Sebagai strategi gerakan budaya maka 3 ajaran Trisakti harus dilaksanakan serentak secara simultan yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan penguatan kepribadian.
“Untuk Trisakti maka kita harus melakukan pembalikan strategi gerakan lingkungan yaitu Think Locally, Act Globally,” kata Eva Sundari yang juga pendiri dan Ketua Kaukus Pancasila tersebut. (ita)