Sejumlah 80 ibu-ibu berkumpul di Warung Es Mulia di Jl Madura Kota Blitar untuk mengikuti Kursus Pancasila dan Sarinah yang disampaikan Eva K Sundari, anggota Komisi XI DPR RI dari FRaksi PDI Perjuangan.
Kegiatan yang berlangsung akhir pekan lalu itu diadakan untuk mengisi Deklarasi Pembentukan Rampak Sarinah di Kota dan Kab Blitar. Para ibu yang hadir terdiri dari lintas agama dan keyakinan, profesi dan bahkan sebagian adalah PNS, istri TNI dan POLRI.
“Rampak Sarinah adalah wadah para perempuan nasionalis berdasar Pancasila dan gerakannya sesuai ajaran Bung Karno dalam Buku Sarinah,” kata Eva Sundari.
Sila kedua Pancasila menjamin kesetaraan perempuan dan laki-laki karena keduanya saling melengkapi sebagaimana yang terjadi dalam proses penciptaan manusia.
Keduanya harus bekerjasama-kolaborasi, bukan saling bersaingan, apalagi saling meniadakan seperti halnya rantai emas kotak dan bulat yang saling bersambungan seperti lambang sila 2 dalam Garuda Pancasila. Ibu-ibu harus cerdas dan mandiri, agar keluarga tangguh dan kuat untuk menjadi tiang guru bangsa, ujar Eva.
Rampak Sarinah adalah wadah para perempuan untuk melakukan pemberdayaan ekonomi, politik, sosial dan budaya sebagaimana pesan BK dalan Buku Sarinah.
Dalam waktu dekat Rampak Sarinah Kota Blitar akan menyelenggarakan pelatihan pertanian kota (urban farming) sebagai sarana pemberdayaa diri tersebut. Sementara, untuk anggota Kab Blitar akan diadakan pelatihan kepemimpinan perempuan untuk memajukan perekonomian pedesaan.
“Perempuan harus memajukan diri secara berkelompok dan meruntuhkan segragasi gender antara dunia domestik dan publik, perempuan bisa memilih keduanya secara independen,” ujar Eva Sundari memotivasi ibu-ibu.
Mengubah cara berpikir (mindset) para ibu harus dibarengi dengan praksis, pelatihan urban farming dan kepemimpinan perempuan menjadi pilihan untuk merespon kebutuhan praktis sekaligus strategis perempuan. (ita)