Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak secara langsung memberikan tanggapan atas hasil survei yang digelar lembaga survei Polling Centre bekerja sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW), yang menunjukkan 86 persen rakyat percaya pada Presiden.
“Ya tugas kita ini kan bekerja, tugas kita ini bekerja,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai penutupan Rakernas XII APEKSI 2017, di Savana Hotel & Convention, Kota Malang, Jatim, pekan lalu.
Menurut Presiden, semua sudah ada perencanaannya, sudah ada organisasinya. Kemudian Ia menambahkan bahwa setiap yang sudah diputuskan itu bukan hanya dilaksanakan, tetapi harus dikontrol, harus dicek.
“Itu yang sering kita lupa di situ, bahwa manajemen itu yang penting. Empat hal ini yang penting, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengontrol,” ujar Presiden.
Oleh sebab itu, lanjut Presiden, itu yang dilakukan sekarang, yang sering dilakukannya, mengecek proyek, mengontrol proyek, baik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan batas waktu, target waktu, juga masalah biaya selalu dilihat.
“Tugas kita, meskipun juga ada menteri, ada gubernur dan wali kota, bupati, tetapi kalau kita datang ke sana tidak sekali, bisa dua kali, bisa tiga kali, bisa empat kali, pasti menterinya datang 8 kali, gubernurnya mungkin datang 16 kali, misalnya,” tutur Presiden Jokowi.
Inilah, lanjut Presiden, fungsi-fungsi manajemen yang harus berjalan sehingga fungsi controlling itu ada. Fungsi cek, fungsi cek itu ada terus. Fungsi pengawasan itu penting sekali.
Demikian juga soal hasil survei Gallup, yang menempatkan Indonesia negara yang berada di peringkat pertama yang dipercaya rakyatnya, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa itu juga sebuah survei dan Gallup World Poll, bukan lembaga yang ecek-ecek.
“Ini lembaga yang punya kredibilitas, dan menempatkan Indonesia pada peringkat pertama, setelah itu Swiss, setelah itu India, dan negara-negara yang lain.
Momentum kepercayaan seperti ini, lanjut Presiden, harus dipakai, karena ada kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah. “Ini harus dipakai. Jangan yang dimunculkan adalah pesimisme, nyinyir-nyinyir. Kepercayaan itu sudah jelas di dalam survei kok, mestinya yang kita munculkan adalah sebuah optimisme bahwa negara ini ke depan akan bisa lebih baik,” pungkas Presiden. (sak)