Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim bersama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta di Jatim mendeklarasikan serta membumikan Pancasila kepada pemuda dan masyarakat di Jatim, sehingga membentuk generasi penerus bangsa yang kuat.
Deklarasi membumikan Pancasila di Jatim ditandai dengan deklarasi PTN dan PTS di hadapan Gubernur Jatim, Ketua serta Anggota DPRD Jatim di ruang paripurna DPRD Jatim, Senin (24/7).
Adapun isi deklarasi yaitu mendukung langkah-langkah negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk mencegah dan menghentikan dengan segera berbagai bentuk kegiatan intoleransi dan kekerasan berbasis sara, yang mengancam keuntuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kedua, menanamkan, menyebarkan, dan memperkuat kejujuran, keterbukaan, kebajikan dan solidaritas gotong royong paham rasa semangat kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika kepada civitas akademika, institusi lain dan masyarakat.
Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar mengatakan, Pancasila perlu dibumikan kembali merupakan otokrtik. Pasalnya, Pancasila itu lahir digali dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
“Kegiatan ini pun diselenggarakan karena ada kekhawatiran generasi bangsa sudah mulai meninggalkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Dikhawatirkan bisa mengancam keutuhan NKRI,” ujar Abdul Halim Iskandar.
Menurutnya, mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim, nilai Pancasila sudah dilaksanakan dengan baik. Terutama saat mereka menggelar kegiatan rutin semisal tahlinan. Sebab, seluruh isi Pancasila diaplikasikan langsung mulai sila pertama hingga kelima. “Itu adalah perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” bebernya.
Dirinya pun berharap kegiatan ini nantinya bisa memberi suasana baru terhadap implementasi nilai-nilai Pancasila khususnya bagi masyarakat Jatim. “Soal subtansi itu takperlu lagi diperdebatkan, yang penting implementasinya bisa dilaksanakanoleh seluruh masyarakat Jatim,” bebernya.
Ketua Komisi A DPRD Jatim, Fredy Poernomo mengatakan, acara ini digelar sebagai respon terhadap kelompok intoleran yang akhir ini muncul ke permukaan. “Seperti peristiwa beberapa waktu yang kurang sasaran saya rasa, karena bahwa negara kita ini kan multi kultural dan multidimensi dengan banyak ras,” ujar Fredy.
Ketua komisi yang membidangi pemerintahan ini pun menegaskan, jangan sampai kelompok tertentu ini merasa benar sendiri dan menyalahkan kelompok yang lain. Dia pun mengingatkan bahwa saat ini semuanya berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Yang meletakkan Pancasila sebagai komitmen dasar negara. Dan, itu telah ditetapkan beberapa waktu lalu.
Acara ini terasa penting, terlebih saat ini sedang masuk tahun ajaran baru. Tidak ada salahnya menfasilitasi guna melakukan penguatan pancasila. Sebab, ini tanggung jawab bersama menjaga Pancasila. Yang bisa dikatakan muaranya terletak pada pendidikan kepada generasi penerus. “Sebelum menjadi yang lebih fatal perlu kami ingatkan. Rumah besar kita adalah negara ini,” ungkapnya.
Masih menurutnya, dalam UU No 12 tahun 2002 tentang sistem pendidikan tinggi diutarakan, ada kurikulum wajib mengenai Pancasila dan harus diberikan kepada mahasiswa. Oleh karenanya, dari acara ini diharapkan para pengajar tinggi nantinya semakin tahu begitu pentingnya penguatan ideologi bangsa tersebut. “DPRD sebagai pemerintah harus tahu betul soal itu,” tuturnya.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH MHum mengusulkan penerapan best practice atau praktik terbaik dalam grand desain pendidikan karakter. Upaya ini untuk mendukung program pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh pemerintah sesuai amanat Undang Undang.
“Dalam proses pembelajaran atau learning saat ini perlu dibangun kesadaran masyarakat untuk melakukan best practices. Orang-orang yang telah berhasil dilibatkan sehingga bisa menjadi praktik nyata dalam keseharian,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.
Gubernur melanjutkan, melalui best practice yang ditunjang dengan teori pendidikan, agama, Pancasila, dan UUD 1945 akan mampu menciptakan nilai-nilai luhur. Selain itu, dengan dukungan satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat maka diharapkan akan mencetak generasi berkarakter.
“Semua upaya tersebut merupakan upaya untuk menjadikan penerus bangsa yang tangguh, kompetitif, toleran, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila,” terangnya.
Lebih lanjut disampaikan, pendidikan karakter merupakan cara terbaik yang menjamin peserta didik memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya. Disamping itu, melalui pendidikan karakter akan membantu peserta didik untuk mau menghormati pihak lain dalam hidup bermasyarakat yang beragam.
Lewat pendidikan karakter yang berpedoman pada Pancasila, diharapkan juga mampu memelihara nilai budaya sebagai upaya melestarikan peradaban dan kearifan lokal. “Kita jangan sampai mengganggu rumusan lokal yang sudah tumbuh di daerah. Pendidikan kultural ini jangan sampai luntur,” ujar Pakde Karwo. (sak)