Setelah 30 hari masa tanam, akhirnya kegiatan Urban Farming/kampung berkebun yang di kelola oleh PKBL PT Pindad (Persero) membuahkan hasil. Sebanyak 11 Kg sayuran Sosin dan 15 kg sayuran Pakcoy berhasil dipanen, Jumat (20/09) di lokasi TPST Pindad Bandung.
Kegiatan panen perdana ini dilakukan bersama petani penggarap, Lurah Sukapura, Perwakilan Dinas Pangan Pertanian serta perwakilan Pindad.
Sebanyak 15 orang warga yang berdomisili di RW 09 kelurahan Sukapura kecamatan Kiaracondong Kota Bandung, diikutsertakan dalam memanfaatkan lahan TPST Pindad, khususnya dalam program Urban Farming/kampung berkebun.
Sementara itu hasil sayuran organik yang dipanen akan dijual ke pasar dan hasil penjualannya diserahkan kepada petani penggarap melalui koordinator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Community Development untuk membangun kesadaran Masyarakat akan gaya hidup sehat serta memberikan pertumbuhan ekonomi khususnya bagi petani penggarap.
Program ini sejalan dengan program pemerintah dalam hal pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan/menurunkan angka kemiskinan.
Sebelumnya, PT Pindad bersama dengan kelompok masyarakat RW 09 di jalan Cidurian Utara RT 05 RW 09, Kel Sukapura, Kec. Kiaracondong melakukan pemanfaatan lahan TPST sebagai program Community Development dengan mengelola urban farming.
Program tersebut diawali dengan digelarnya pelatihan Kampung Berkebun kepada puluhan warga kelompok masyarakat RW 09 di TPST Pindad.
Pelatihan tersebut meliputi cara pembibitan, pemindahan bibit ke polybag, hingga memindahkan tanaman ke tanah, hingga memilih sayuran yang layak panen. Pelatihan ini diberikan langsung oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung.
Wakil Sementara Sekretaris Perusahaan PT Pindad, Herryawan Roosdyanto menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk perhatian perusahaan kepada masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Sebagai informasi, Urban farming telah menjadi gaya hidup karena semakin tinggi kesadaran masyarakat urban untuk menjalani gaya hidup sehat.
Urban farming ini merupakan konsep memindahkan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Yang membedakan aktivitas ini ada pada pelaku dan media tanamnya.
Pertanian konvensional lebih berorientasi pada hasil produksi, sedangkan urban farming lebih pada karakter pelakunya yakni masyarakat urban. Aktivitas bercocok tanam di lingkungan lahan terbatas tersebut, selain untuk menjaga pelestarian lingkungan sekaligus memberikan manfaat secara ekonomi. (sak)