Resistensi antibiotik merupakan krisis global dan membayangi setiap orang, namun pendekatan untuk mencegah dan mengantisipasi kejadian tersebut masih sangat kurang.
Agen anti mikrobial (termasuk antibiotik) esensial untuk memastikan kesehatan manusia, kesehatan dan kesejahteraan hewan dan ketahanan pangan. Hampir di semua negara akses langsung yang tidak terbatas terhadap penggunaan antibiotik oleh peternak dilakukan tanpa pengawasan otoritas veteriner.
Penemuan penicillin merevolusi pengobatan penyakit infeksius. Tren konsumsi antibiotik global pada manusia, hewan dan pertanian menghasilkan penyebaran residu antibiotik ke dalam lingkungan akuatik dan terestial.
Pada peternakan unggas, penggunaan antibiotik sudah dilarang dan tidak boleh digunakan lagi karena peternakan merupakan salah satu sumber resistensi antibiotik yang penting pada manusia.
Saat ini, peternak perlu mengenal istilah probitik. Oleh karena itu, Departemen Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, pada akhir pekan lalu mengadakan webinar “Kebangkitan Ekonomi Peternakan Unggas Dalam Situasi Pandemi COVID-19 Seri-2”.
Pada kesempatan tersebut, A Berny Yulianto drh MVet sebagai pemateri menyampaikan topik dengan judul probiotik untuk peningkatan imunitas dan produk organik.
“Probiotik merupkan suplemen makanan atau suplemen pakan yang terdiri dari mikroba hidup nonpatogenik yang memberikan manfaat bagi host dengan cara memperbaiki flora normal saluran pencernaan serta mampu menjaga populasi mikroba saluran pencernaan normal,” kata dokter Berny.
Mekanisme probiotik untuk menjaga keseimbangan mikroorganisme intestinal atau usus adalah melalui berbagai cara kerja, yaitu dengan meningkatkan perlekatan antar sel mukosa atau cell junction, penghambatan bagi perlekatan pathogen, peniadaan kompetitif melalui persaingan ruang dan sumber nutrisi, produksi substansi antimikroba dan modulasi sistem imun.
Lebih lanjut, alumni FKH UNAIR tersebut menjelaskan bahwa interaksi bakteri probiotik dengan usus menjadi penentu produksi sitokin oleh eritrosit, peristiwa ini merupakan peristiwa pembuka dalam aktivitas imunomodulasi probiotik dan hal ini terjadi sebelum bertemu dengan sel-sel imun.
“Sel dendritik pada ayam terdiri terdiri dari beberapa tipe antara lain sel dendritik sekretori bursa, sel dendritik folikular, sel dendritik timus,” ujar dokter Berny.
Bakteri probiotik dapat mengikat langsung ke virus dan menghambat virus untuk berikatan dengan reseptor sel inang. Adhesi probiotik pada permukaan epitel dapat menghalangi perlekatan virus.
Probiotk dapat menyebabkan regenerasi mukosa. Selain itu, probiotik juga menunjukkan langsung aktivitas antimikroba melawan pathogen dengan memproduksi zat antimikroba.
“Banyak produk probiotik yang sudah beredar dipasaran yang dapat digunakan oleh para peternak, baik dicampur pada pakan ataupun minum ayam. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ternak dan meminimalisir penggunaan antibiotik atau sejenisnya,” pungkasnya. (ita)