Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap 1 berkapasitas 85 megawatt (MW) yang berlokasi di Solok Selatan, Sumatra Barat, pekan lalu, semakin menambah keandalan suplai listrik di wilayah Sumatera bagian Barat.
“PT Supreme (PT Supreme Energy Muara Laboh) sudah merampungkan proyek PLTP Tahap 1 Muara Laboh. Sudah COD (Commercial On Date) Minggu kemarin, memasok ke jaringan listrik Sumatera Grid milik PT PLN, dapat melistriki hingga 340 ribu rumah tangga,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, pekan lalu.
Beroperasinya PLTP Muara Laboh Tahap 1 yang memiliki total nilai investasi USD 580 juta ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah meningkatkan bauran pembangkit energi baru terbarukan sehingga menekan emisi dan menghasilkan nir-karbon.
“Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, Pemerintah menargetkan bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit meningkat menjadi sebesar 23,2% pada 2028 atau dua kali lipat dari 11,4% pada 2019,” jelasnya.
Proyek pengembangan PLTP Muara Laboh Tahap 1 memulai studi pengembangan pada tahun 2008. Kemudian, dilanjutkan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pada tahun 2012 dan segera memulai kegiatan eksplorasi.
Saat ini, PT Supreme Energy juga dalam tahap pembicaraan dengan Pemerintah dan PLN untuk pengembangan Tahap-2 dengan kapasitas 65 MW dan nilai investasi USD400 juta. “Sedang dalam tahap pembahasan dan akan segera dimulai setelah negosiasi PPA,” terang Agung.
Sebagai informasi, PLTP Muara Laboh sendiri dikelola oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML), perusahaan patungan PT Supreme Energy, ENGIE, dan Sumitomo Corp.
Secara umum, PLTP Muara Laboh akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera bagian Barat. Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah Sumbar mencapai 677,7 Mega Watt (150 KV) dan 25 MW (20 KV).
Daya mampu tersebut didukung oleh gardu induk yang sudah ada saat ini 17 GI dengan kapasitas 1.014 MW, serta 324 titik penyulang.
Sementara itu, distribusi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) mencapai 11.436 kilometer sirkuit (kms) dan Jaringan Regangan Rendah (JTR) tercatat 16.270 kms. (sak)