PT Pindad terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas untuk kemandirian alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia. Kini, perusahaan pelat merah ini terlibat dalam pembahasan medium tank dan tank boat.
Dirut Pindad Abraham Mose mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut pihaknya membahas langsung dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebagai pengguna.
“Khusus untuk medium tank, tadi ada statement dari Sekjen Kemenhan untuk bisa menampilkan produk ini di parade Hari TNI 5 Oktober nanti,” kata Abraham saat kunjungan Kemenhan ke Pindad, beberapa waktu lalu.
Terkait tank boat, dia mengaku saat ini masih dalam tahap pengembangan dan pembuatan prototipe. Untuk produk ini, Pindad melakukan pengembangan bersama dengan perusahaan luar negeri yang memiliki kapasitas untuk platform tersebut. Untuk tank boat ini, Pindad akan melengkapi dengan senjata yang hingga kini belum diputuskan akan menggunakan kaliber 105 atau 35 mm.
“Untuk itu, rombongan dari Kemenhan meninjau langsung progres rencana pengembangan dan pembuatan alutsista itu,” tambahnya seraya menyebutkan kandungan dalam negeri dalam setiap produsi mencapai 50-60%.
Terkait penyertaan modal negara (PMN) total sebesar Rp700 miliar, Abraham mengaku penggunaan terbesar dialokasikan untuk memproduksi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB). Untuk MKB itu dibutuhkan dana sekitar Rp 135 miliar sedangkan untuk MKK itu membutuhkan dana sekitar Rp 130 miliar.
Ke depan, pihaknya akan menambah sejumlah mesin untuk keperluan produksi massal. Perkiraan untuk pengembangan tersebut pihaknya menggunakan metode PMN dan strategy partnership. Hingga akhir 2018 mendatang, Pindad mampu memproduksi sebanyak 290 juta butir amunisi per tahun. Angka tersebut diakuinya masih di bawah kebutuhan TNI.
Sementara itu, Sekjen Kemenhan Widodo menegaskan pihaknya akan terus memacu Pindad untuk melengkapi teknologi yang dibutuhkan untuk keperluan mass production. Sejauh ini, target utama Pindad ini untuk memenuhi kebutuhan Kemenhan dan kementerian lain. Ke depan, mudah-mudahan pada 2019 mendatang Pindad bisa melakukan ekspor ke luar negeri.
“Kita ingin Pindad ini bisa mandiri sepenuhnya. Mulai dari pemenuhan raw material, produksi, packing, hingga pemasaran bisa dilakukan Pindad, Jadi, pada tahun 2019 mendatang diharapkan bisa ekspor,” sebutnya. Dia mengaku, saat ini Uni Emirat Arab memesan 100 juta butir amunisi kecil. Untuk itu, Pindad akan membeli mesin untuk memproduksi itu.
Khusus mengenai medium tank, saat ini masih dalam proses negosiasi dan pembuatan prototipe. Negosiasi ini dibutuhkan untuk menyesuaikan keperluan dan kontur daerah operasi. Pembuatan prototipe medium tank ini mash dalam pembahasan karena harus melakukan sejumlah kombinasi. “Harapannya, awal September nanti bisa jadi,” tambah Widodo. (ist)