PIMNAS Bikin ’Kasmaran’ pada Iptek
TEKNOLOGI

PIMNAS Bikin ’Kasmaran’ pada Iptek

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad membuka secara resmi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) Ke-30 tahun 2017, di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/8) malam.

Acara yang dikemas secara outdoor ini berlangsung meriah, antara lain ditandai penyerahan Piala Bergilir “Adikarta Kertawidya” dari juara PIMNAS ke-29 Universitas Brawijaya, yang diwakili rektornya Moh Bisri kepada Dirjen Belmawa. Kemudian piala diserahkan kepada Rektor UMI Masruroh Mochtar untuk diperebutkan dalam PIMNAS ke-30 ini.

Hadir dalam acara pembukaan ini antaralain Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Rektor dan perwakilan PTN-PTS peserta PIMNAS yang diantaranya Djoko Santoso, Wakil Rektor I Unair dan Direktur Kemahasiswaan Unair M Hadi Shubhan.

”Selamat berlomba, dan tunjukkan inovasi terbaik kalian untuk kemajuan bangsa,” tandas Prof Intan Ahmad di hadapan 1.845 mahasiswa peserta PIMNAS, 200 orang offisial dan pendamping mahasiswa dari 89 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.

Dalam PIMNAS ke-30 ini terdapat 420 judul karya inovasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang akan dipresentasikan. Sebanyak 420 judul tersebut terdiri dari tujuh bidang PKM, yaitu bidang penelitian eksakta (PKMPE), pengabdian masyarakat (PKMM), sosial humaniora (PKM Soshum), Kewirausahaan (PKMK), penerapan teknologi (PKMT), karsa cipta (PKMKC), dan gagasan tertulis (PKMGT). UNAIR sendiri akan tampil dengan 11 judul PKM-nya.

Dalam pesannya, Intan Ahmad mengatakan bahwa PIMNAS merupakan ajang generasi muda untuk menjawab tantangan masa depan kemajuan kesejahteraan bangsa dan negara. Ia mengaitkan aktivitas inovasi PKM dalam PIMNAS ini sebagai proses terciptanya inovasi-inovasi yang bisa berujung pada kemajuan secara ekonomis.

”Salam satu caranya dengan membuat bagaimana generasi muda ‘kasmaran’ dengan hal-hal ilmiah dan ilmu pengetahuan, diantaranya melalui PIMNAS ini. Ini sudah ada contohnya. Tahun 1950-an dulu Korsel dengan Indonesia itu ibaratnya antara 11 dan 12, tetapi setelah Korsel lebih maju pesat dalam berbagai inovasinya, keadaannya bisa dilihat sekarang,” kata Intan Ahmad.

Dikatakan, bahwa generasi muda merupakan tumpuan kemajuan kesejahteraan dalam mengisi dan memaknai kemerdekaan untuk kemajuan bangsa dan negara. Mengutip penelitian McKinsey Global Institute, dikatakan Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara dengan tingkat kesejahteraan tinggi di level 7 atau 8 dunia.

Pada posisi terdapat 250 juta penduduk dengan pertumbuhan ekonomi 5% per tahun, tahun 2045 bakan terdapat 113 juta penduduk usia produktif. ”Untuk itulah pembangunan generasi muda sebagai human capital yang berpendidikan dan inovatif harus disiapkan sejak dini. Jadi harus bisa memanfaatkan agar tidak sebaliknya justru menjadi beban menuju kemajuan,” kata Intan.

Hal senada disampaikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, yang setuju PIMNAS sebagai arena mengkomitmenkan generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk masa depan bangsa. Baginya, generasi mudalah yang bakal melanjutkan kepemimpinan negeri ini sekali yang akan mampu menjawab beragam tantangan kemajuan dimasa depan.

”Anak-anak muda tidak bisa lagi diajarkan sebagaimana generasi seperti saya dulu, jadi harus diupayakan dengan berbagai cara melalui pendidikan yang baik dan berkualitas untuk menjawab tantangan bangsa tadi. PIMNAS sebagai salah satu arena kompetisi berinovasi itu,” kata Gubernur Sulsel. (sak)