Upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan oleh Pemprov Jatim melalui sinergi dan kolaborasi yang dibangun dengan berbagai pihak. Diantaranya, dengan Forkopimda, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), perguruan tinggi, tokoh agama, seluruh masyarakat. Termasuk media yang berperan sebagai penyampai pesan kepada masyarakat.
Kali ini, Pemprov Jatim bekerjasama dengan Pemkab. Sidoarjo serta Official Media Suara Surabaya FM 100, dan Gojek menggelar vaksinasi massal yang bertajuk “Vaksinasi Terima Kasih” dengan target 10 ribu dosis vaksin, yang dilaksanakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Sidoarjo. Untuk target pesertanya, adalah masyarakat umum Sidoarjo yang berusia diatas 18 tahun serta keluarga media partner dari Radio Suara Surabaya.
Pelaksaaan vaksinasi tersebut, dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 1-3 September 2021 menggunakan vaksin jenis Astrazeneca. Dengan target vaksin di hari pertama sebanyak 4.000 dosis vaksin, dan masing-masing 3.000 vaksin untuk hari kedua dan ketiga.
Masyarakat yang ingin mengikuti vaksin ini bisa mendaftar secara online maupun offline. Dan untuk tenaga vaksinatornya sebanyak 120 nakes disupport oleh Dinas Kesehatan Kab. Sidoarjo dan dibantu 60 orang tenaga relawan
Atas terselenggaranya vaksinasi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menyebut bahwa vaksinasi ini merupakan bentuk dukungan media terhadap percepatan vaksinasi di Jatim. Sekaligus, sebagai bentuk strong partnership, sinergi dan kolaborasi dalam rangka memaksimalkan perlindungan dan kesehatan bersama.
“Terima kasih atas terselenggaranya vaksinasi dengan dosis yang cukup besar hari ini. Apalagi pendekatan kita adalah pentahelix approach, salah satunya bahwa media bukan hanya penyampai pesan kebaikan supaya menerapkan protokol kesehatan, bukan hanya mengajak untuk vaksinasi, tetapi juga ambil bagian sebagai pelaku penyelenggara vaksinasi,” ungkap Khofifah usai meninjau pelaksanaan “Vaksinasi Terima kasih” di GOR Delta Sidoarjo, Rabu (01/9) siang.
Khofifah menjelaskan, bahwa semua pihak terus berupaya untuk memaksimalkan ikhtiar untuk penanganan COVID-19 melalui penegakan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi. Alhamdulillah, berdasarkan data Satgas nasional COVID19 dan Bersatu Lawan Covid19 (BLC) per tanggal 31 Agustus, Jatim telah terlepas dari zona merah pada peta resiko COVID-19.
“Per tanggal 31 Agustus menurut data Satgas Covid-19, Kabupaten Sidoarjo sudah masuk zona kuning. Kita optimis pak bupati kalau ini diteruskan dengan menjaga disiplin protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi secara masif mudah-mudahan bisa segera menjadi zona hijau,” terangnya.
Ditambahkan, posisi zonasi sebuah daerah akan berpengaruh pada aktifitas di sebuah daerah. Begitupun juga dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah tersebut. Seperti dimulainya pembelajaran tatap muka terbatas bertahap, atau mulai dibukanya kembali fasilitas-fasilitas umum secara selektif bertahap dan sebagainya.
“PTM melalui hybrid learning misalnya, menjadi bagian penting untuk bisa menyeiringkan kualitas sumber daya manusia dari anak-anak kita yang memang membutuhkan proses pembelajaran dalam kualitas yang baik,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, dalam aglomerasi Surabaya yang didalamnya termasuk Kab. Sidoarjo saat ini berada di PPKM Level 3. Harapannya, dengan dengan percepatan vaksinasi seperti yang dilaksanakan hari ini diikuti masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan maka pada saat update leveling per tanggal 6 September nanti Kab. Sidoarjo semoga bisa berada di level 2.
“Ayo dijaga prokesnya, dimaksimalkan vaksinasinya, mudah-mudahan nanti per tanggal 6 September nanti level PPKMnya Sidoarjo bisa menjadi level 2. Dan ini pasti tidak mudah karena itu membutuhkan siapa saja yang ada di Sidoarjo harus sama-sama punya komitmen menjaga protokol kesehatan yang baik, serta punya komitmen mengajak tetangga saudara dan koleganya ikut vaksinasi,” pintanya.
Namun demikian, Gubernur Khofifah berpesan posisi zonasi yang ada saat ini tidak membuat masyarakat merasakan euforia. Tetapi justru menjadikan semua pihak semakin serius dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Alhamdulilah, tadi pagi saya ke Rumah Sakit Islam A Yani BOR-nya pasien covid-19 sudah di bawah 10%, Rumah Sakit dr. Soetomo sudah tiga hari yang lalu bornya juga sudah di bawah 10%. Artinya kasus ini makin melandai makin melandai tetapi kita tidak boleh kendor kita tidak boleh lengah,” tegasnya. (ita)