Persahabatan Dua Politisi Beda Partai
PROFIL

Persahabatan Dua Politisi Beda Partai

Wajah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tampak kaget begitu keluar dari dari terminal kedatangan penumpang bandara Abdurahman Saleh, Malang, Gubernur Jawa Timur Soekarwo sudah menyambutnya.

“Lho kok jemput, kan sudah saya bilang tak usah,” kata Menteri Tjahjo sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Soekarwo yang tergopoh-gopoh menghampirinya.

Soekarwo terkekeh mendengar perkataan Tjahjo. “Tidak apa-apa toh, mosok menteri datang enggak disambut” kata orang nomor satu di Jawa Timur tersebut.

Adegan itu, terekam beberapa waktu silam. Waktu itu, Menteri Tjahjo hendak menghadiri acara Asosiasi Pemerintahan Kota se-Indonesia (Apkasi) yang digelar di Malang.

“Kita sarapan dulu yah,” terdengar Soekarwo berkata. Kemudian keduanya berbincang sejenak, ditimpahi gelak tawa. Sangat akrab. Seperti kawan lama yang lama tak bersua lalu bertemu lagi. Sampai akhirnya keduanya bergegas masuk ke mobil yang sama. Menteri Tjahjo dan Soekarwo satu mobil.

Kepala Bagian Humas Kementerian Dalam Negeri Acho Maddaremmeng menyebut dari awal Menteri Tjahjo meminta staf protokol agar kedatangannya tidak usah disambut pejabat daerah. Ia akan langsung pergi sendiri ke tempat acara.

“Pakdhe Karwo dan Pak Menteri itu sudah sahabat lama, ya mungkin Pakdhe Karwo tak enak masak tidak menyambut,” kata Pak Acho.

Mobil yang membawa Menteri Tjahjo dan Soekarwo bergerak. Berhenti di sebuah warung soto Rawon, di daerah Rampal, Malang. Keduanya sarapan. Duduk satu meja, Menteri Tjahjo dan Pakdhe Karwo asyik ngobrol, sesekali ditimpali gelak tawa. Sangat akrab.

Saat makan siang, usai buka acara Apkasi, keduanya pun makan bareng di sebuah warung sate. Sepanjang kegiatan Tjahjo ke Jawa Timur, Pakdhe Karwo tak pernah absen menjemput.

Agak berbeda memang, sebab beberapa kali kunjungan ke daerah lain, kerapkali Tjahjo tak dijemput kepala daerah di bandara, karena memang ia minta untuk tidak dijemput. Tapi Pakdhe Karwo tetap menjemput meski dilarang tak usah menjemput.

Padahal, keduanya adalah politisi yang bisa dikatakan beda haluan politik. Tjahjo berasal dari PDIP. Sementara Pakdhe Karwo adalah petinggi Partai Demokrat.

Keduanya saat SBY, Ketua Umum Partai Demokrat jadi Presiden, bersebrangan secara politik. Partai tempat Tjahjo bernaung, menjadi oposisi. Pun, kini saat giliran PDIP jadi partai penguasa, Demokrat ada di luar garis kekuasaan. Tapi, persahabatan mereka tak luntur. Tetap akrab, seperti dua saudara.

Begitu juga saat sebulan lalu Tjahjo datang kembali ke Malang untuk mewakili Presiden Jokowi membuka acara peningkatan kapasitas aparatur desa.

Ketika tiba di Malang pagi hari, Pakdhe Karwo sudah tampak berdiri menjemput di bandara. Padahal, menurut pihak protokol kementerian, Menteri Tjahjo sudah wanti-wanti agar tidak usah disambut pejabat daerah.

Saat ditanya, Pakdhe Karwo sendiri berkilah, ia menjemput kawan lama yang kebetulan saja jadi menteri. Tentu seperti biasa, sembari tertawa terkekeh-kekeh.

“Perbedaan pilihan politik, jangan sampai merusak persaudaraan,” kata Tjahjo pada satu kesempatan wawancara dengan para wartawan. Ketika itu, ia baru saja menjenguk Eggi Sudjana yang sedang di rawat di rumah sakit.

Sudah bukan rahasia lagi, jika Eggi adalah salah satu tokoh yang selalu vokal mengkritik Jokowi. Tapi bagi Tjahjo, Eggi tetap sahabatnya, meski secara politik berbeda jalan. Betapa indahnya panggung politik bila semuanya seperti itu. (Ditulis Wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna)