Perfilman Indonesia Tak Kalah Cemerlang
HIBURAN PERISTIWA

Perfilman Indonesia Tak Kalah Cemerlang

Indonesia memiliki perfilman daerah yang potensial dikembangkan. Hal ini terbukti dengan berjayanya film lokal di sejumlah festival film internasional.

Namun masih dibutuhkan perhatian lebih dalam penyediaan sarana dan prasarana perfilman di daerah karena selama ini masih berpusat di Jakarta.

Sutradara sekaligus Produser Film Nasional Riri Riza mengatakan industri film mampu menggambarkan ikatan keberagaman yang ada di Indonesia.

Perfilman di Indonesia sangat potensial namun sayangnya belum didukung sarana prasarana yang merata di seluruh daerah. Selain peningkatan sarana prasarana, diperlukan pelatihan film di daerah untuk mendukung pengembangan perfilman daerah.

Pada 2012, South East Asian Screen Academy (SEAScreen Academy) dibentuk mengawali pelatihan perfilman daerah di Indonesia.

Dengan keadaan sarana prasarana yang kurang memadai, seperti art house dan toko buku yang kurang layak, tidak ada sekolah film, serta tidak ada koneksi ke praktisi film yang berpengalaman, SEAScreen justru berhasil melahirkan pelaku-pelaku perfilman yang berprestasi.

Dengan keadaan yang kurang memadai, alumni SEAScreen menghasilkan sebuah film pendek berjudul KADO yang memenangkan penghargaan pada Venice International Film Festival. Hal ini menunjukkan bahwa memang insan perfilman daerah di Indonesia memiliki talenta di subsektor perfilman.

“Penting untuk mengingat dimana kalian berada, sehingga kita tidak hanya selalu membawa talenta terbaik ke Ibukota atau pusat industri perfilman saja tapi juga mengingat daerah-daerah yang memiliki potensi (kembali ke daerah untuk menegmbangkan perfilman daerah” ungkap Riri Reza dalam acara Asian Content Business Summit (ACBS) 2019 di The Sultan Hotel & Residence Jakarta pada Jumat (20/09).

Salah satu upaya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong penguatan perfilman daerah adalah melalui pembentukan Komisi Film Daerah (KFD) sebagai layanan satu pintu (one stop service).

Namun hal ini dibutuhkan peran aktif dari pemda sehingga KFD mampu berjalan dengan baik dan memberi dampak pada masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi daerah.

Asia Content Business Summit (ACBS) merupakan platform Pan-Asia pertama yang mempromosikan pengembangan media kreatif dan industri konten antarnegara di Asia (yaitu Indonesia, Jepang, Cina, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Filipina, India, dan Thailand).

ACBS yang tahun ini digelar di Indonesia merupakan penyelenggaraan ke-7. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan industri konten di Asia dan berupaya membawa para pemangku kepentingan terkait dari Asia dengan tujuan memfasilitasi kerja sama dan kolaborasi yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta dalam industri konten.

Acara yang dilaksanakan berbarengan dengan Akatara: Indonesians Film Business and Market ini terdiri atas pertemuan, konferensi, dan film festival.

Acara yang digelar dengan menggandeng Salon Films Hong Kong dan Kementerian Perdagangan dan Industri (METI) Jepang ini mengusung tema Story of Asia: Strengthening the Competitiveness Together yang membahas empat isu utama, yakni kebijakan, pengembangan skill, bisnis model baru, dan kolaborasi kawasan. (sak)