Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengembangkan budidaya tanam padi ratun teknologi R5 untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pengembangan ini sangat perlu dikembangkan, karena berdasarkan hasil uji coba padi ratun teknologi R5 dalam sekali tanam bisa dipanen hingga 5 kali.
“Saya ingin mengajak semua pihak mengawal program ini, karena nilai tambahnya sangat banyak khususnya untuk penguatan penyejahteraan para petani ,” ungkap Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim usai melakukan panen hasil uji coba Padi ratun dengan teknologi R5 dalam rangka mendukung swasembada pangan di Puspa Agro, Jemundo, Sidoarjo, Senin(17/06).
Orang nomor satu di Jatim ini menjelaskan, budidaya tanam padi ratun ini bisa memberikan multiplier efect cukup banyak bagi para petani. Salah satunya yakni kuantitas dan kualitas yang sama dalam setiap panennya yakni rata-rata 6 sampai 7 ton tiap 1 hektar dalam satu kali panen.
Selain itu, penggunaan padi ratun teknologi R5 bisa mengurangi penggunaan pupuk urea dan NPK hingga 50%.
“Pengurangan penggunaan pupuk anorganik pada padi ratun teknologi R5 juga sangat membantu daya dukung lahan dan alam kita, sehingga ekosistem akan terjaga,” tukas Khofifah sembari mengimbuhkan bahwa penggunaan padi jenis ini kedepan juga bisa mengurangi pemberian subsidi pupuk.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini berharap, budidaya tanam padi ratun teknologi R5 juga bisa mengurangi kemiskinan masyarakat pedesaan secara signifikan. Terlebih, penanaman padi jenis ini tanpa musim tanam setahun sehingga petani bisa melakukan pekerjaan yang lain.
“Tanpa musim tanam, para petani bisa melakukan kerja-kerja yang lain yang bisa menjadi sumber income mereka,” imbuhnya sembari menjelaskan untuk pengurangan kemiskinan di perkotaan juga akan dikembangkan urban farming.
Terkait penemuan padi ratun teknologi R5, Khofifah berharap untuk segera didaftarkan ke Hak Kekayaan Intetelektual (HAKI). Menurutnya, hal ini sangat penting karena penemuan ini sangat bermanfaat dan otentik bagi rakyat Jatim khususnya para petani.
“Saya juga mengajak kita semua menjadi tester untuk merasakan beras ratun yang dipanen ini setelah dimasak rasanya seperti apa. Sehingga, kita bisa memastikan bahwa beras ratun ini aman dan sehat,” terang Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Kerja.
Khofifah meminta, riset dan development untuk pengembangan teknologi dan inovasi budidaya pertanian terus dilakukan. Hal ini penting, mengingat ekstentifikasi lahan di Jatim sangat sulit dilakukan dan hanya intensifikasi yang bisa dilakukan. “Sekali lagi saya menyampaikan terimakasih atas penemuan inovasi padi ratun teknologi R5,” pungkasnya.
Penemu padi ratun teknologi R5 Koos Kuntjahjo mengatakan, bahwa penemuan ini baru diujicobakan pertama kali di Provinsi Jatim. Penemuan ini lanjutnya, dilatabarbelakangi atas banyaknya impor beras yang dilakukan oleh Indonesia.
“Penelitian terkait padi ratun teknologi R5 ini telah kami mulai sejak tahun 2011, dan di Jatim penemuan ini pertama kali kita ujicobakan,” tutur lulusan Fakultas Hukum Unair ini.
Penemu lainnya, yaitu Aswin berharap, penemuan padi ratun teknologi R5 ini bisa meningkatkan kesejahteraan para buruh tani, maupun petani. “Penerapan teknologi R5 pada padi ratun bisa menjembatani peningkatkan kesejahteraan petani karena petani bisa panen hingga 5 kali,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Jatim Graha Utama (JGU) Mirza Mutakin menyampaikan, uji coba penanaman padi ratun R5 merupakan salah satu strategis yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanaman di kawasan Puspa Agro. Demplot uji coba tanam padi ratun ini telah diaplikasikan pada lahan seluas kurang lebih 12 hektar.
“Berdasarkan hasil uji coba selain bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen, penanaman padi ratun teknologi R5 secara bertahap juga bisa memulihkan kondisi kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk kimia,” tegasnya. (ita)