Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut dengan hangat kedatangan Staf Ahli Menteri Kesehatan Dokter Andani Eka Putra beserta rombonganya di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Balai Kota Surabaya, pekan lalu.
Setelah mendengarkan pemaparan Wali Kota Eri, Dokter Andani mengapresiasi penanganan Covid-19 di Surabaya. Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan banyak hal tentang penanganan Covid-19 di Surabaya.
Ia menjelaskan ketika kasus Covid-19 di Surabaya naik dan rumah sakit mulai penuh, ia bersama jajarannya mencari alternatif untuk membuat rumah sakit lapangan. Akhirnya, dibuatlah Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek.
“Setelah itu, kita siapkan juga tempat isolasi di setiap kelurahan, dan mulai hari ini kami sudah mengoperasionalkan Rumah Sakit Lapangan di Gor Indoor GBT. Jadi, sekarang di wilayah Surabaya utara dan barat sudah ada tempat isolasi yang lumayan besar,” kata Wali Kota Eri dalam pertemuan tersebut.
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang vaksinasi yang terus digeber hingga saat ini. Vaksinasi massal sudah beberapa kali digelar di Surabaya, hingga akhirnya Surabaya sempat kehabisan vaksin. “Kami juga sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk vaksinasi ini, semoga segera dikirim lebih banyak lagi,” ujarnya.
Setelah itu, ia juga menjelaskan tentang kecepatan tracing yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia juga memastikan bahwa seluruh staf di Perangkat Daerah diminta untuk menjadi tracer. “Jadi, saat ini di Surabaya sudah ada sekitar 1000 tracer, jadi tracingnya kita masif,” imbuhnya.
Setelah mendengar berbagai penanganan Covid-19 di Surabaya, Dokter Andani menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Wali Kota Eri itu untuk terus meningkatkan kapasitas tracing, yang harus diikuti pula oleh peningkatan tracing. Makanya, ia melihat persiapan daerah-daerah yang aglomerasi, seperti di Surabaya Raya, Malang Raya, Jakarta, Jogyakarta.
“Itu akan jadi target peningkatan tracing. Nah, peningkatan tracing itu akan ada efeknya, yaitu jumlah yang akan dites akan semakin banyak. Nah, ketika dites banyak, tentu lab dan tempat isolasinya juga harus siap, sehingga target tracing itu bisa jadi optimal,” kata Dokter Andani.
Ia juga menilai tracing di Surabaya sudah sangat bagus, apalagi Pemkot Surabaya sudah melibatkan stafnya untuk melakukan tracing. Bahkan, sudah disiapkan tracer sekitar 1000 orang, sehingga ini bisa menjangkau lebih banyak. “Katanya tadi sudah ada sekitar seribu tracer yang disiapkan, nanti kalau ada tambahan tracer kan makin bagus,” ujarnya.
Dokter Andani juga mengapresiasi tempat isolasi yang disiapkan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari isolasi yang terpusat, ada di rumah sakit dan juga di setiap kelurahan. Artinya, sudah tidak banyak warga yang isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
“Isolasi di rumah kalau bisa dihindari, karena kontrolnya susah, baik resiko kalau dia menjadi berat, lalu resiko kalau dia pergi kemana-mana, sehingga bisa menularkan,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi kapasitas testing yang dilakukan oleh Surabaya, karena testingnya begitu masif, sehingga bisa diketahui mana yang terpapar Covid-19 atau tidak. “Tinggal bagaimana kita meningkatkan pelaporannya lagi soal testing ini,” pungkasnya. (ita)