Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini sedang memanfaatkan sejumlah asetnya untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja. Oleh sebab itu, pemkot sedang membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, di antaranaya berada di kawasan Sememi, Bangkingan, Sumur Welut, Made, Jeruk, Kandangan, Nambangan, dan Ampel.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan bahwa berdasarkan kebijakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, salah satunya adalah pemanfaatan aset yang harus dikelola dengan baik untuk kesejahteraan dan kemakmuran warga Kota Surabaya.
“Karena aset pemkot banyak, apalagi setelah ada penyerahan PSU atau fasum/fasos oleh pengembang, aset kita ini menjadi banyak. Pada pemanfaatan aset yang ada, khususnya di Surabaya Barat bersama BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah), kami telah memetakan aset untuk difungsikan sebagai pemberdayaan ekonomi sekaligus mewujudkan Surabaya Compact City,” kata Irvan, Senin (22/04).
Irvan menerangkan, kawasan Surabaya yang memiliki fasum dan fasos berdekatan, memudahkan warga untuk saling berinteraksi dengan sesama warga sekitar. Apalagi kawasan tersebut memenuhi kebutuhan dasar warga, seperti adanya sekolah, sentra wisata kuliner (SWK), tempat olahraga, maupun taman. Karenanya, Pemkot Surabaya juga berupaya mempermudah dan mendekatkan warga pada kebutuhan wisata dengan membangun Wisata Rakyat.
“Pemkot berencana memanfaatkan aset-aset di Surabaya Barat, antara lain di Bangkingan, Sumur Welut, Made, Jeruk, Sememi, dan Kandangan difungsikan untuk menjadi Wisata Rakyat dengan tematik yang masing-masing berbeda. Ada yang tematik kampung Asia, Rustic, maupun wisata air. Tergantung kondisi aset yang ada di situ,” terangnya.
Nantinya, apabila di Wisata Rakyat berdekatan atau terdapat danau maka akan diprioritaskan pada wisata air dengan menyediakan wahana air. Tentunya akan ditambah fasilitas penunjang, yakni taman, akses parkir, toilet, dan mushola. Wisata Rakyat itu, juga akan dikelola oleh warga setempat dengan didampingi oleh Pemkot Surabaya.
“Sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan akan wisata tapi juga masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekonomi dengan mengelola aset-aset itu. Seperti untuk pengolahan wahana, parkir, maupun fasilitas pendukung lainnya untuk menggiatkan kegiatan ekonomi masyarakat sekitar,” ujar dia.
Saat ini, Pemkot Surabaya tengah melakukan sejumlah persiapan. Mulai dari pematangan lahan, pengerukan, pemasangan box culvert untuk aksesibilitas, hingga pemasangan paving untuk area parkir. Pemkot pun menargetkan di akhir bulan Mei 2024, Wisata Rakyat telah selesai dan dapat segera diresmikan oleh Wali Kota Eri.
“Ini bertahap, pengelolaan juga perlu proses, diharapkan itu semua akhir Mei sudah trial (dicoba) dan diresmikan. Jadi masyarakat bisa menikmati wisata, tidak perlu jauh-jauh, bisa mengunjungi Wisata Rakyat,” terang dia.
Irvan menambahkan, meski saat ini pengembangan aset pada sektor pariwisata berada di wilayah Surabaya Barat dan Utara sebagai lokasi Wisata Rakyat, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa Pemkot Surabaya juga akan membangun Wisata Rakyat di semua wilayah di Kota Pahlawan.
“Idealnya semua wilayah, selama itu ada aset pemkot yang belum termanfaatkan maka akan kita manfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat, maupun sebagai wisata,” pungkasnya. (ita)