Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menekankan pentingnya tanwir dan tajdid sehingga ada harapan kebangsaan yang diletakkan di pundak Muhammadiyah karena memang bangsa ini bangsa besar yang berbeda-beda, bersuku-suku, dan beragam.
“Sama seperti harapan yang dipanggul dan dijalankan Muhammadiyah selama ini dalam menunjukkan bahwa islam adalah agama yang rahmatan lil alamin,” kata Presiden Jokowi dalam Penutupan Pengkajian Ramadan 1439 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 2018, di kampus Universitas Hamka, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (29/5) siang.
Kepala Negara juga mengapresiasi Muhammadiyah yang terus mengumandangkan negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah.
“Saya kira ini kalau terus digaungkan akan memberikan sebuah kesejukan karena sebuah perjanjian antar elemen bangsa Indonesia untuk kepentingan negara ini telah kita sepakati, telah disepakati oleh para pendiri bangsa, sebuah negara yang didalamnya umat Islam mengisi kemerdekaan ini dengan kebaikan-kebaikan,” ujar Kepala Negara.
Jokowi menegaskan, Indonesia adalah sebagai sebuah negara besar dengan penduduk sekarang ini sudah 263 juta, yang hidup di 17.000 pulau, di 514 kabupaten/kota, di 34 provinsi.
“Kita mempunyai 714 suku dengan bahasa daerah yang berbeda-beda, ada 1.100 lebih bahasa daerah,” sambung Presiden seraya menekankan, itulah kondisi yang harus dipahami terutama di era digital saat ini.
Untuk itu, Jokowi menyampaikan terima kasih pemerintah kepada PP Muhammadiyah yang terus dan selalu berkomunikasi dengan baik dengan pemerintah, juga memberikan kritik-kritik yang membangun disertai dengan solusi.
“Saya kira ini juga sesuatu yang terus akan kita kaji setiap masukan-masukan yang ada. Dan saya percaya Muhamadiyah dapat terus memainkan peran strategis dalam pemanfaatan dan pengembangan teknologi digital ini untuk keperluan dakwah yang amal makruf nahi munkar di berbagai bidang,” ucap Jokowi.
Bangun Rusun
Sebelumnya saat mengawali sambutan, Jokowi menyinggung mengenai kebutuhan rumah susun (rusun) untuk menampung peserta Muktamar Muhammadiyah di Solo pada tahun 2020.
“Ya saya sanggupi lagi. Insyaallah nanti 2 minggu setelah ini akan di cek di lapangan dan mudah-mudahan bisa dikerjakan dan selesai di akhir tahun ini. Biasanya dikerjakan 6 bulan selesai, insyaallah selesai,” kata Jokowi.
Sedangkan mengenai pembukaan fakultas kedokteran di Universitas Hamka (UHAMKA) dan Universitas Ahmad Dahlan, Jokowi mengaku senang karena sudah dapat kabar sudah selesai.
“Ya karena kita ini masih kurang dokter terutama untuk yang di daerah-daerah, sangat kurang sekali, sangat kurang sekali. Jadi kalau Muhammadiyah mendirikan fakultas kedokteran baik di Jakarta maupun di Yogya saya kira memang itu sebuah kebutuhan,” ujarnya. (sak)