Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan komitmen tinggi Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menamkan investasinya di Indonesia pada beberapa sektor.
Pemerintah Indonesia pun memperkirakan adanya investasi lebih dari USD 5 miliar.
Hal ini disampaikan langsung usai Menteri Jonan dan Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei melakukan pertemuan bilateral lanjutan pada hari ini, Jumat (5/7) setelah pertemuan sebelumnya juga di kantor ESDM pada Kamis (4/7).
“Sesuai arahan Bapak Presiden menginginkan investasi dari Uni Emirates Arab khususnya dan Timur Tengah, adanya investasi yang besar tidak hanya dari sektor migas saja, tapi sektor yang lain. Kira-kira targetnya total mencapai di atas USD 5 miliar. Ini sedang dibicarakan,” kata Jonan kepada para awak media di Gedung Kementerian ESDM Jakarta.
Menurut Jonan, UEA juga berminat untuk menjajaki kerja sama di sektor lain. Adapun sektor yang disasar selain energi, antara lain infrastruktur, keuangan hingga pariwisata. Langkah ini diklaim dapat membantu upaya pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan di Indonesia.
“Kerja samanya kita coba tingkatkan. Tidak harus di bidang migas dan pertambangan. Misalnya infrastruktur, sektor keuangan, pariwisata atau pembiayaan UKM,” jelasnya.
Respon senada juga ditunjukkan Pemerintah UEA yang menunjukkan keseriusannya berinvestasi di Indonesia.
“Kami tidak melihat untuk investasi yang kecil di sini, kami kumpulkan investasi bersama dikombinasikan dalam sebuah rencana aksi nilainya hingga multi billion dollar untuk investasi UEA ke Indonesia,” tutur Menteri Suhail.
Pemerintah UEA, ungkap Menteri Suhail, mengungkapkan Indonesia punya potensi perekonomian luar biasa.
“Indonesia masuk sebagai 16 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Bahkan berpotensi menjadi 10 besar dunia,” ungkap Menteri Suhail.
Salah satu potensi kerja sama yang bisa digarap adalah di sektor hulu minyak dan gas (migas). Terutama dengan Pertamina dalam rangka meningkatkan produksi migas Indonesia.
“Persatuan Emirat Arab berharap berdiskusi dengan Pertamina tentang peningkatan investasi dan mengembangkan lebih banyak lapangan migas demi meningkatkan produksi migas,” ujar Menteri Suhail.
Selain itu, UEA juga menunjukkan ketertarikan menjalankan bisnis di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Apalagi Uni Emirat Arab memiliki perusahaan yang bergerak di industri EBT, yaitu Masdar.
“Kami memiliki perusahaan bernama Masdar, yang telah berinvestasi di banyak negara, mereka adalah pemimpin dan mempunyai kemampuan untuk menekan biaya energi terbarukan,” katanya. (sak)