Sedikitnya 20 pelajar SMA terbaik Provinsi Jambi peserta Program Mengenal Nusantara 2017 (SMN) yang berpetualang di Provinsi Kalimantan Tengah selama satu minggu penuh, Rabu (2/8) kembali ke kotanya dengan membawa berbagai pembelajaran dan pengalaman yang penuh inspirasi.
Mereka merupakan siswa berprestasi dengan kondisi ekonomi terbatas yang mendapat kesempatan mengikuti kegiatan edukatif di bidang pendidikan, kewirausahaan, seni dan budaya, ekowisata serta pelestarian alam dari tiga BUMN yaitu Pelindo III sebagai BUMN PIC, Kimia Farma dan Balai Pustaka sebagai BUMN Co PIC.
Dua diantaranya merupakan siswa tuna rungu berprestasi. Selama mengikuti kegiatan belajar di alam bebas, para siswa ditemani dengan empat guru pendamping.
Pada Selasa (1/8), dilaksanakan acara penutupan Siswa Mengenal Nusantara bertempat di Aquarius Boutique Hotel Palangkaraya yang dihadiri Direktur Komersial PT Balai Pustaka Achmad Fahruadji, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, Vice President Corporate Communication Pelindo III Widyaswendra dan perwakilan Yayasan Permakultur Indonesia Frederica.
Achmad Fahruadji memberikan ucapan selamat kepada peserta SMN dari Provinsi Jambi yang telah mengikuti berbagai petualangan dan padatnya kegiatan wisata edukasi selama tujuh hari di Palangkaraya dan Pulang Pisau.
“Semoga ini menambah wawasan adik-adik bahwa negeri Indonesia memiliki kekayaan seni, budaya dan wisata yang perlu dilestarikan sehinggga anak cucu yang merupakan generasi penerus bangsa dapat mengetahui dan bangga,” ucapnya.
Widyaswendra menambahkan program SMN merupakan bagian dari kontribusi BUMN dalam membangun kapasitas nasional yang tidak hanya dari sisi bisnis dan ekonomi semata, tetapi juga untuk generasi pemuda bangsa.
“Nanti dipenghujung acara pada penutupan malam ini saya harap para siswa dapat menceritakan pengalamannya? Jika ada saran, adik-adik bisa menyampaikan disini untuk perbaikan kegiatan SMN di tahun depan,” ujar Wendra yang mendorong siswa untuk membagikan pengalamannya pada Gala Dinner Penutupan SMN 2017.
Salah satu siswa, M Amin Nuddin mengemukakan pengalamannya di depan para tamu undangan bahwa ia dan teman-temannya merasa berbahagia dan mendapatkan banyak inspirasi dari edutour di Kalimantan Tengah.
Provinsi ini menjadi salah satu ecotourism destination yang menarik di Indonesia terutama bagi wisatawan asing yang cenderung lebih menyukai wisata alam, konservasi orangutan dan habitatnya.
“Kami ingin ketika kembali ke Jambi, ada ekowisata susur sungai seperti disini yang masih sangat natural dan bisa melihat orangutan secara langsung,” katanya menceritakan pengalamannya saat mengikuti susur Sungai Rungan dan saat berkunjung ke Yayasan BSOF untuk belajar Orangutan. “Kami juga belajar konservasi dengan ikut memberikan donasi adopsi orangutan,” tambahnya.
Elsa Paradila menjelaskan hal yang sama terkait pelestarian lingkungan saat mengikuti workshop di Yayasan Permakultur Indonesia.
Selain berwisata, mereka diajak memahami konsep permakultur yang berkelanjutan. Belajar membuat kompos dan berkunjung ke kebun sekolah percontohan Bina Cita Utama Rungan Sari yang merupakan sekolah mitra Yayasan Permakultur Indonesia.
Belajar hidup sebagai orang Dayak di Betang Buntoi, menganyam rotan, belajar upacara adat, berbincang dengan tetua desa tentang situs-situs bersejarah.
Berkesempatan juga belajar di ruang kelas sekolah Bina Cita Utama di Rungan Sari dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris.
“Kami bertemu dan berdiskusi dengan komunitas anak muda dibidang bisnis perfilman, kami belajar dasar dan fiilosofi seni tari dan seni music tradisional bersama para seniman Dayak, kami menciptakan tarian kontemporer perpaduan melayu Jambi dengan Dayak. Kami juga memasak hidangan khas Kalimantan, yang secara langsung diajari oleh Nenek-nenek Dayak,” jelasnya.
“Kami juga belajar aneka ragam tumbuhan di hutan hujan tropis serta melakukan penanaman pohon Belangiran di Taman Nasional Sebangau. Pohon Belangiran yang mencapai ketinggian ± 25 meter saat ini sudah semakin berkurang dan mulai langka karena dipotong untuk digunakan sebagai lantai rumah,” imbuhnya. (sak)