Seringkali kita mengeluhkan tagihan listrik yang membengkak akibat penggunaan AC. Jika Anda masih mengalami hal itu, maka bisa dicoba hasil penelitian Mahasiswa UK Petra ini.
Empat mahasiswa UK Petra yang terdiri dari Gabriel Jeremy, Rio Grafika, Stephanie Cristie Rosalie dan Andriono Slamet berhasil menemukan inovasi baru berupa Wall Insulation.
Penelitian ini pun berhasil mendapatkan dana hibah dari dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) beberapa waktu lalu sebesar Rp 10 juta.
Wall Insulation merupakan sebuah lapisan pada dinding ruangan yang digunakan untuk memperkecil rambatan panas melalui dinding. Melalui cara ini, maka kita akan bisa mereduksi biaya penggunaan listrik meski menggunakan AC di dalam rumah.
Stephanie Cristie Rosalie, salah satu mahasiswa yang turur serta dalam penelitian itu menjelaskan jenis insulasi yang dimanfaatkan adalah glasswool dengan density/kerapatan 16 kg/m3 menggunakan ketebalan optimum sebesar 10 centimeter.
“Hasilnya cukup signifikan, dengan ketebalan wall insulation 10 centimeter maka energi listrik yang dikonsumsi menurun hingga 33,33 persen, sedangkan penurunan biaya yang dikeluarkan sebesar 29,87 persen,” kata Stephanie disela-sela mencoba penelitiannya itu.
Menurut Stephanie, di Indonesia, glasswool sebenarnya merupakan barang yang sudah biasa ditemukan, akan tetapi masyarakat masih tidak familiar menggunakannya. Sehingga dampak positifnya pun tidak pernah terdengar di Indonesia.
Padahal seiring dengan berjalannya waktu dan semakin parahnya pemanasan global dan kebutuhan AC semakin tidak terelakkan. “Maka penelitian mengenai penggunaan wall insulation di Indonesia harus mulai mendapat perhatian lebih untuk mengantisipasi kebutuhan kapasitas AC yang akan semakin besar,” kata mahasiswi angkatan 2014 ini.
Adapun manfaat penggunaan wall insulation ini dapat meredam suara dan juga dapat meredam panas. Para mahasiswa ini telah mengujinya pada sebuah replika ruangan yang ada di kampus UK Petra dengan dimensi 1 meter x 1,2 meter x 1,7 meter dilengkapi dengan air conditioner ½ PK.
Caranya, wall insulation dipasang pada dinding terlebih dahulu pada rangka yang telah disiapkan dan ditutup dengan papan triplek untuk tempat memasang termokopel pada dinding yang sudah dilapisi wall insulation.
Mereka melakukan percobaan sebanyak tiga kali pada ruangan yaitu tanpa glasswoll, dengan wall insulation setebal 5 centimer dan wall insulation setebal 10 centimeter. Mereka menguji coba dengan menyalakan AC pada temperatur 23C mulai pukul 11.00-15.00 WIB.
Hasil pengujian sangat berbeda, jika AC dinyalakan di ruangan tanpa glasswoll, maka konsumsi listriknya mencapai 0,77 kWh untuk 4 jam, sedangkan pada ruangan dengan wall insulation setebal 5 centimer memerlukan 0,54 kWh dan paling sedikit ketika menggunakan wall insulation setebal 10 centimeter, yaitu hanya 0,5 kWh untuk pemakaian 4 jam.
“Ini membuktikan bahwa wall insulation mampu menjadi alternatif jawaban untuk mengurangi jumlah energi listrik yang dikonsumsi dengan penggunaan AC pada rumah dan gedung di Indonesia. Akan tetapi kelemahan menggunakan metode ini, maka luas ruangan akan berkurang sedikit,” urai Stephanie.
Sementara itu, Kepala Program Studi Teknik Mesin UK Petra, Ekadewi Anggraini Handoyo menyatakan sangat gembira bahwa anak didiknya mampu membantu permasalahan yang sedang di hadapi yaitu pemanasan global.
“Mereka mampu mengaplikasikan materi yang didapatkan di kelas untuk membantu masyarakat sekitar, itulah yang akhirnya membuat mereka berhasil mendapatkan hibah dari Kemenristekdikti,” ujar Ekadewi. (ist)