Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan tidak semua pedagang dalam suatu pasar mau menerima beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau beras murah Bulog. Hal itu menurut pihaknya menjadi salah satu kendala dalam upaya menurunkan harga beras.
“Namun kendalanya begini. Di dalam satu pasar itu tidak semua pedagang pasar mau menerima beras SPHP untuk dijual,” ucap Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa dalam rekaman suara yang diterima RRI, Rabu (21/02).
Gusti mencontohkan salah satunya pasar yang dikunjungi Presiden Joko Widodo di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Menurutnya pedagangan disana termasuk yang tidak mau menerima beras SPHP Bulog dan tak ingin menjualnya.
“Seperti bapak Presiden kunjungan ke Grobogan. Maka yang pas dikunjungi Pak Presiden itu yang tidak mau pak, tapi di sebelah banyak yang berjualan,” katanya.
Untuk itu Bulog kata dia akan memilih para pedagang yang bersedia menjualnya. Mekanismenya, kata dia, Bulog akan mencatat pedagang yang bersedia lalu mendistribusikan beras SPHP tersebut.
Lebih lanjut, ia menegaskan, dengan kondisi ini maka di setiap pasar ada penyeimbang. Di satu sisi ada pedagang yang menjual beras SPHP dengan harga HET, ada pula yang menjual beras komersil. (ist)