DPD PDI Perjuangan Jawa Timur mengundang para Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan se-Jatim, Jumat (24/1) lalu.
Pertemuan dihadiri puluhan perwakilan pemangku kepentingan bidang kebudayaan ini dibuka Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPD PDI Perjuangan Jatim, Eddy Paripurna.
Eddy Paripurna mengatakan, komunikasi dengan semua elemen masyarakat akan rutin dilakukan PDI Perjuangan Jatim.
Menurutnya, hal ini sesuai amanah DPP PDI Perjuangan, agar jajaran Partai di daerah mendengar aspirasi dari semua elemen masyarakat.
“Hari ini diawali pertemuan dengan pemangku kepentingan di dunia seni budaya. Selanjutnya akan disusul pertemuan dengan elemen lain, misalnya elemen buruh, tani, usaha kecil menengah, pedagang, elemen pemuda, dan lainnya,” kata Eddy.
Mantan Wabup Pasuruan ini menambahkan, tiap kali pertemuan, pihaknya juga menghadirkan dinas terkait di Pemprov Jatim.
Seperti kali ini, pertemuan juga dihadiri perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur.
“Agar pemerintah daerah langsung mendengar masalah yang dihadapi masyarakat, atau mengetahui aspirasi mereka. Kami juga menghadirkan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim yang akan siap memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Sementara Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim, Sri Untari mengatakan, menghidupkan kembali budaya yang berkembang dimasyarakat, saat ini menjadi bagian penting yang harus dilakukan oleh pemerintah.
“PDI Perjuangan Jatim, berkomitmen untuk menghidupkan dan menumbuh kembangkan budaya. Makanya kita meminta masukan dari seluruh pelaku budaya dan pemangku kepentingan di Jatim,”tuturnya.
Ia menyatakan banyak sekali masukan yang diberikan oleh para pelaku dan pemangku budaya. Ini akan dirimuskan untuk dibawa, dan dibicarakan ke Fraksi PDI Perjuangan, agar diusulkan kepada Pemerintah.
“Kita ingin Pemerintah daerah perduli dengan kenian dan kebudayaan. Dengan adanya perhatian pemerintah maka nilai-nilai kebudayaan yang ada dimasyarakat, bisa kembali dikenal oleh ramaja dan generasi muda. Dan mereka akan menjadi generasi yang berbudaya dan tidak mudah menyalahkan orang lain,” ujar Sri Untari.
Selain akan diperjuangkan melalui jalur eksekutif, pihaknya secara khusus juga telah meminta kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, agar gedung kesenian di daerah seperti, Taman Krida Budaya di Malang, untuk bisa dimanfaatkan para pelaku seni dan budaya di Malang Raya.
“Aktifitas seni dan budaya itu, membutuhkan fasilitas, makanya kami meminta agar gedung Taman Krida Budaya bisa dimanfaatkan untuk pertunjukan, dan penampilan serta aktifitas seni. Termasuk Gedung Pemprov yang ada di daerah akan kita minta agar bisa untuk beraktifitas pelaku seni budaya,” imbuhnya.
Pertemuan di aula DPD PDI Perjuangan Jatim di Jalan Kendangsari Industri Surabaya berjalan gayeng. Masing-masing perwakilan komunitas seni budaya yang hadir berkesempatan menyampaikan uneg-uneg dan aspirasi mereka.
Komunitas seni budaya yang hadir, di antaranya dari perwakilan Ludruk Arboyo, Seniman Perupa/Ekonomi Kreatif Sidoarjo, Perwakilan Mahasiswa, Paguyuban Pelestari Tosan Aji Tuban, Masyarakat Adat Tengger Probolinggo, dan Komunitas Sejarah Surabaya.
Lalu Komunitas Bantengan, Komunitas Macapat Sidoarjo, Komunitas LIDI Mojokerto, Komunitas Musik Religi Jolotundo Mojokerto, Komunitas Keroncong Muda Surabaya, Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) Jatim, Komunitas Pelestari Situs Raos Pacinan, Japanan, Perkumpulan Mbuyur Njati, Wiyung, dan Paguyuban Sawunggaling Joko Berek.
Hadir juga perwakilan dari Komunitas Tari Surabaya, Rumah Budaya Sangsakasta, Sanggar Suryo Budoyo, Sanggar Prajanara, Reog Turonggo Selendang Joyo, dan Sanggar Budaya Wikoe. (gesuri.id)