Pandemi, Penjualan Sidomuncul Positif
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Pandemi, Penjualan Sidomuncul Positif

Pada masa pandemi Covid-19, pada semester I tahun 2021 penjualan jamu Sidomuncul masih tumbuh. Padahal industri lain cenderung stagnan.

Kinerja raksasa industri jamu nasional ini sampai semester I 2021 menunjukkan trend positif dibuktikan dengan adanya peningkatan penjualan di tahun ini.

Direktur Keuangan Sidomuncul Leonard mengatakan, pandemi justru membuat perusahaan semakin memperkenalkan produk kesehatan jamu ke publik dengan melalui sosial media. Serta edukasi Sidomuncul kepada masyarakat bahwa pentingnya konsumsi produk kesehatan seperti produk yang diproduksi Sidomuncul.

“Awal pandemi Covid-19 tahun 2020, sales kita tumbuh 18 persen dan saat itulah kita meluncurkan produk baru. Dan tahun 2021 ini growth-nya masih cukup bagus,” ujar Leonard saat jumpa pers Pubex Live 2021 secara virtual, Kamis (09/09).

Leonard menambahkan, pandemi Covid-19 bukan berarti tidak berdampak pada kinerja perusahaan, tetap ada dampaknya terhadap penjualan produk Sidomuncul.

Contohnya, kata Leonard, menurunnya traveling selama pandemi berdampak pada permintaan produk kesehatan Sidomuncul. Namun, dengan marketing plan yang cukup bagus, Sidomuncul bisa mempertahankan penjualan di tahun ini seperti di tahun 2020 yang alami pertumbuhan sales.

“Di kwartal tiga meskipun belum tutup buku, tapi kami di manajemen optimis sales naik pesat karena demand untuk produk kesehatan sangat tinggi,” ungkapnya.

Hingga semester I-2021, Sidomuncul mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 13,4% menjadi Rp 1,65 triliun dari sebelumnya Rp 1,46 triliun pada periode yang sama tahun 2020. Secara rinci, peningkatan penjualan ini disumbang Herbal and Supplement yang mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 15%.

Lalu, segmen Food and Beverages tumbuh sebesar 12,2%, dan segmen Pharmaceutical yang mengalami sedikit penurunan dari tahun lalu. Dengan demikian, laba operasi juga meningkat sebesar 22,3%, dengan peningkatan marjin operasi menjadi 37,5% dari sebelumnya 34,8% pada periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih perseroan tercatat mengalami kenaikan sebesar 21,3%, menjadi Rp 502 miliar dari Rp 414 miliar di tahun sebelumnya.

Terakhir, belanja modal perusahaan selama 6 bulan pertama 2021 telah direalisasikan sebanyak Rp 43,5 miliar, dengan total anggaran belanja modal sekitar Rp 180 – 200 miliar di tahun 2021. (ita)