Paduan Suara ITS Berkompetisi di Italia
SENI BUDAYA

Paduan Suara ITS Berkompetisi di Italia

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berjuang di ajang The 3rd Leonardo da Vinci International Choral Festival pada 9-12 Juli 2019.

Tim di bawah binaan Dr Ing Ir Bambang Soemardiono ini pun melakukan penampilan terakhir di Gedung Rektorat dengan membawakan tiga buah lagu, pekan lalu sebelum bertolak ke Firenze, Italia.

Ir Mas Agus Mardiyanto ME PhD, Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sarana Prasarana ITS yang menyaksikan penampilan PSM ITS turut memberikan semangat dan doa.

“Saya hanya bisa berharap anak-anak muda berbakat ini bisa mengharumkan nama Indonesia, khususnya ITS karena ITS sudah terkenal dengan tradisi juaranya. Semoga mendapatkan yang terbaik,” harapnya.

Bukan sekali dua kali, keikutsertaan PSM ITS dalam kompetisi internasional sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejak 2010, PSM ITS telah melanglang buana ke beberapa negara seperti Korea Selatan, Spanyol, Tiongkok, Inggris, dan Italia.

“Dan ini merupakan kali ketiga PSM ITS berkompetisi ke Italia, namun di ajang dan kota yang berbeda pula,” jelas Bambang.

Kepada ITS Online, dosen Departemen Arsitektur ITS ini mengatakan, rombongan PSM ITS dengan konduktor Budi Susanto Yohanes akan berangkat dengan total 35 orang.

“Nanti kita akan mendarat di Roma dan memiliki dua hari persiapan sebelum kompetisi resmi dimulai,” terangnya.

Lebih lanjut Bambang menuturkan, sejauh ini PSM ITS memiliki sejarah baik dalam mengukir berbagai prestasi.

Tercatat, imbuhnya, prestasi terbaik PSM ITS di kompetisi yang digelar di Benua Eropa adalah juara kedua dan terjelek adalah juara ketiga.

“Sayangnya, PSM ITS sampai saat ini belum pernah meraih gelar juara pertama di Eropa,” ungkap dosen yang gemar menyanyi ini.

Disinggung mengenai saingan terberat, Bambang mengaku bahwa ada beberapa lawan yang terkenal tangguh. Misalnya saja peserta yang berasal dari Korea Selatan dan Tiongkok.

“Cukup sulit, namun PSM ITS optimistis bisa memberikan yang terbaik sepulangnya nanti dari Italia,” ujarnya.

ITS akan membawakan total 12 buah lagu yang terdiri dari tiga lagu folklor, dan sisanya adalah lagu-lagu klasik.

“Kebetulan sesuai dengan kategori yang diikuti yakni mix youth, folklor, dan sacred,” ucap pria kelahiran Kota Surabaya ini.

Guna menambah kualitas di panggung, PSM ITS akan mengenakan dua jenis kostum yakni kostum bertema klasik dan etnik. “Untuk kostum etnik, kita menggunakan kain tradisional khas Lombok, Nusa Tenggara Barat,” ungkapnya.

Diakui Bambang, tim binaannya ini memiliki suara yang khas dan juga dinamika yang bagus. Persiapan yang telah dilakukan satu tahun terakhir dirasanya akan cukup untuk bisa menampilkan yang terbaik di kompetisi.

“Mohon doanya saja dari seluruh sivitas akademika ITS,” harap dosen yang menamatkan master dan doktoralnya di Technische Hochschule Darmstadt, Jerman ini. (ita)