Narkoba Bisa Jadi Bencana Kemanusiaan
KESEHATAN PERISTIWA

Narkoba Bisa Jadi Bencana Kemanusiaan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan narkoba bisa menjadi bencana kemanusiaan jika tidak ditangkal secara komprehensif. Khofifah menilai bahaya narkoba sama dengan bahaya terorisme bahkan bisa lebih menyeramkan karena peredarannya menggunakan cara yang lebih halus, canggih dan mewujud dalam beragam pola.

“Generasi bangsa ini secara perlahan direduksi energi dan produktifitasnya, akhirnya menjadi ketagihan dan pesakitan. Mereka dibuat kecanduan dan mati secara perlahan-lahan, mati sosialnya, jiwanya, raganya, akhirnya mati kembali kepada sang pencipta,” ungkap Khofifah di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu.

Hal itu disampaikan Mensos saat mengukuhkan Bupati HSU Abdul Wahid sebagai pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana). Sebelumnya Mensos juga menandatangani spanduk dukungan kepada Tagana Kalimantan Selatan yang bertekad ikut memerangi narkoba.

Khofifah mengungkapkan, narkoba sendiri memakan korban jauh lebih besar setiap tahunnya dan terus meningkat. Hampir semua golongan, profesi dan usia berpotensi masuk dalam perangkap narkoba lantaran penyebarannya luar biasa massif.

“Baru-baru ini narkoba jenis baru Flakka bahkan sudah masuk ke Indonesia. Pecandunya dibuat seperti mayat hidup. Kalau sudah seperti itu bisa dibayangkan nasib Indonesia kedepan kalau generasi mudanya jadi pecandu narkoba,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan Tagana harus ambil bagian dalam upaya memerangi narkoba. Hal ini merupakan bagian dari aksi bela negara. Termasuk juga ikut menangkal radikalisme dan intoleransi yang mengancam eksistensi NKRI.

Sementara itu, Khofifah juga menyingung kesiap-siagaan Tagana dalam penanggulangan bencana alam, khususnya penyiapan Kampung Siaga Bencana. Khofifah memaparkan, ada 323 kabupaten/kota di Tanah Air yang rawan bencana alam sehingga perlu disiapkan Kampung Siaga Bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat daerah setempat dalam menghadapi bencana.

“Saya harap setelah ini bisa segera disiapkan Sahabat Tagana baik dari unsur Pramuka, media, komunitas radio, dan elemen masyarakat lainnya. Saat ini terdapat sekitar 56 ribu Sahabat Tagana, 36 ribu Tagana dan 6.500 Tagana Psikososial,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Adhy Karyono mengungkapkan, Kampung Siaga Bencana Danau Lestari Desa Murung Padang dan Desa Danau Terati Kecamatan Banjang HSU merupakan KSB ke 19 di Kalimantan Selatan dan KSB ke 497 secara nasional.

Pembentukan KSB sendiri bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal diwilayah bencana, mengurangi risiko bencana, serta membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. “Wilayah ini dipilih karena merupakan wilayah langganan banjir setiap tahunnya. Selama tiga hari 60 pemuda desa dilatih pengenalan bencana, dan lainnya,” tuturnya. (sak)