Nanomedicine untuk Kanker Serviks
KESEHATAN PERISTIWA

Nanomedicine untuk Kanker Serviks

Lima mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih pendanaan dari PKM-RE Ristekdikti. Inovasi bertajuk Potensi Nanoenkapsulasi Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanni) Berbasis Kitosan Alginat sebagai Kandidat Drug Delivery System pada Terapi Anti Kanker Serviks. Tim itu dipandu oleh Prof Dr Eduardus Bimo Aksono Herupradoto drh M Kes.

Penelitian itu diinisiasi oleh Fullan Ausati Putri, Aprilia Susilowati, Syauqi Syahrul Ramadhan, Belinda Nabilah Ekapratista, dan Ziva Shuaoleymah. Tim ini merupakan kolaborasi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Farmasi (FF), dan Fakultas Teknologi Maju Multidisiplin (FTMM).

Fullan, selaku ketua tim, mengungkapkan bahwa terapi kanker serviks terkini memiliki toksisitas tinggi dan efek samping yang merugikan jaringan normal. Berangkat dari hal itu, Fullan dan tim memformulasikan suatu inovasi untuk meningkatkan efektivitas terapi kanker serviks.

Lebih lanjut, Fullan mengungkapkan bahwa tujuan riset ini untuk mendukung pengembangan nanomedicine menjadi obat herbal. Menurut Fullan, terapi ini lebih efektif dan memiliki risiko toksisitas yang lebih rendah bagi pasien.

“Kami menggagas penggunaan nanoenkapsulasi ekstrak kayu manis untuk meningkatkan efektivitas terapi anti kanker serviks. Ekstrak ini telah terbukti mengandung senyawa bioaktif seperti kumarin dan cinnamaldehyde yang memiliki potensi sebagai antikanker,” ujar Fullan.

Fullan menyebutkan bahwa riset ini melibatkan beberapa tahap. Yaitu ekstraksi bahan baku, optimasi formulasi, karakterisasi nanoenkapsulasi, uji in vitro menggunakan sel normal vero dan sel kanker HeLa, serta uji in silico melalui molecular docking.

Fullan menuturkan bahwa menjalani kehidupan perkuliahan sambil melaksanakan riset adalah hal yang sangat menantang. Ia dan tim berusaha untuk menyeimbangkannya agar dapat berjalan maksimal.

Walaupun menghadapi tantangan, bagi Fullan, PKM mengajarkan banyak hal. “Dari kegiatan ini, kami belajar manajemen waktu, cara berpikir kritis, dan jiwa yang pantang menyerah. Sehingga, waktu dikorbankan sebanding dengan manfaat yang diperoleh,” ungkapnya.

Melalui inovasi nanomedicine yang mereka kembangkan, Fullan berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan harapan dan kualitas hidup pasien kanker serviks.

“Kami berharap hasil riset kami berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Kami juga berharap riset ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan membawa manfaat bagi masyarakat secara luas,” paparnya. (ita)