Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini meresmikan Museum Olahraga Surabaya (MOS) dan Rehabilitasi GOR Pancasila yang terletak di Jalan Patmosusastro nomor 12 Surabaya, akhir pekan lalu.
Peresmian museum yang menempati gedung seluas 600 meter persegi itu ditandai dengan bunyi sirine, penandatanganan prasasti hingga pemotongan untaian melati di depan gedung museum.
Pada kesempatan itu, Mensos Risma mengatakan bahwa MOS ini merupakan impiannya sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Di mana ia menginginkan Kota Surabaya mempunyai banyak museum yang bisa digunakan sebagai tempat belajar atau menambah wawasan para pelajar dan juga masyarakat luas.
“Ini mimpi aku sudah lama sekali, mulai aku jadi wali kota. Aku ingin Surabaya ini banyak museum, karena sebetulnya banyak prestasi yang diraih oleh para senior-senior dari Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan,” kata Mensos Risma.
Menurutnya, para atlet ini merupakan pahlawan masa kini. Mereka itu merupakan pahlawan yang juga sama membawa nama bangsa Indonesia hingga di kancah Internasional. “Tidak mudah menjadi mereka berprestasi, saya mengalami sendiri, tahu persis karena dulu saya atlet. Jadi, mereka ini jam tidurnya di atur, jam makannya harus diatur, tidak sembarangan. Mereka ini sangat disiplin,” tegasnya.
Di samping itu, pembangunan MOS ini sebenarnya juga untuk menyampaikan pesan bahwa prestasi itu tidak mesti di bidang akademik saja, tapi di bidang apapun bisa, termasuk dalam bidang olahraga ini. Oleh karena itu, apabila ada anak Surabaya yang ingin mengembangkan minat dan bakatnya di bidang olahraga, maka harus tetap didukung.
“Ini yang sebenarnya saya ingin sampaikan waktu itu, pesan-pesan ini, bahwa prestasi itu tidak mesti di bidang akademik saja, tapi bisa di bidang apapun,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa dengan hadirnya MOS ini, diharapkan anak-anak mulai dari usia TK bisa mempunyai mimpi untuk menjadi seorang atlet. Bahkan ke depan, Mensos Risma juga berharap museum tersebut bisa dilengkapi dengan suara dari para atlet di masing-masing cabang olahraga.
“Mungkin ke depan bisa dilengkapi dengan suara, misalkan nanti anak-anak tanya, terus ada suara atletnya langsung yang menjawab. Sehingga anak-anak yang mungkin punya mimpi dan dia tahu,” harapnya.
Tentunya, lanjut dia, MOS ini akan membantu anak-anak Surabaya bisa berprestasi di bidang olahraga, minimal kalau mereka cinta dengan olahraga, pasti mereka tidak akan tersentuh narkoba dan juga tidak akan kenal dengan kenakalan remaja.
“Bagaimana mau nakal, wong mereka ini sibuk latihan dan latihannya diawasi pula. Jadi, saya sampaikan terimakasih banyak kepada para atlet yang telah memberikan sumbangsihnya kepada museum ini,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, MOS ini tentu akan semakin meningkatkan semangat anak-anak Surabaya. Bahkan, nantinya mereka bisa belajar banyak dari perjuangan para atlet untuk mendapatkan keberhasilan.
“Bisa jadi penyemangat mereka, sehingga mereka termotivasi. Karena kita ingin menjadikan Surabaya menjadi kota berprestasi, kota anak dan juga kota olahraga. Di sini mereka juga bisa foto dengan para atlet idola mereka lewat photo box dan bisa langsung di cetak,” tutup Eri.
Ia juga menjelaskan bahwa museum yang terdiri dari dua lantai itu, memiliki 235 jenis koleksi. Ratusan koleksi tersebut terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, koleksi historika yakni koleksi yang diperoleh dari hasil temuan, hasil escavasi atau bukti materil bersejarah berjumlah sekitar 169 buah. Kemudian kedua, koleksi heraldika yaitu tanda penghargaan atau jasa, kepangkatan, lambang atau logo sebanyak 65 buah.
“Ketiga koleksi teknologika terkait benda dengan unsur teknologi berjumlah satu buah. Tentu, koleksi museum ini akan terus kita tambah dan terus bertahap,” pungkasnya. (ita)