Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Misi Dagang bersama provinsi lain di Indonesia. Kali ini, pemerintahan di ujung timur pulau Jawa itu melakukan Misi Dagang dengan Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT).
Agenda ini pun tercatat sebagai Misi Dagang offline ketiga di tahun 2020 dan menjadi yang pertama semenjak pandemi Covid-19. Walaupun digelar secara offline, penyelenggaraan Misi Dagang tetap dilakukan di bawah pelaksanaan Protokol Kesehatan yang ketat.
Mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak pun berkesempatan membuka gelaran Misi Dagang di Palacio Grand Ballroom Aston Hotel Kota Kupang, NTT, pekan lalu.
Sejak dibuka pukul 08.00 hingga 17.00 WITA, tercatat transaksi jual beli senilai Rp. 212.215.700.000 dari 64 transaksi. Nilai tersebut berasal dari transaksi jual sebanyak 39 transaksi atau setara Rp 140.758.700.000. Lalu transaksi beli sebanyak 25 transaksi atau setara Rp 71.457.000.000. Beberapa komoditi yang jadi primadona antara lain beras, besi, bibit bawang merah, cengkeh dan pupuk organik.
Kepada awak media, Wagub Emil Dardak menyampaikan, langkah Misi Dagang yang dilakukan Pemprov Jatim tidak menekankan pada trading saja, namun pada pola pengayaan investasi. “Jadi tadi kami sampaikan bahwa polanya bukan hanya trade tapi invesment and trade,” tutur Wagub Emil.
Langkah ini, sebut Wagub Emil, sebagai kesempatan bagi Jatim untuk bisa meluaskan investasi. Lewat cara tersebut, para pelaku usaha diharapkan tak hanya fokus pada penjualan barang saja, namun bisa membawa barang yang bisa distribusikan lebih luas di pasar lain.
“Jadi kita berinvestasi disini kita juga bisa mendorong trading ke Jawa Timur,” imbuh Wagub yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek itu.
Berinvestasi yang dimaksud yakni lewat dukungan pada nilai tambah produk. Cara tersebut diharapkan dapat bersinergi dengan sektor perdagangan dan manufaktur di Jatim. “Kami juga terbuka untuk mensinergikan dan mendorong nilai tambah produk di NTT,” ucap Wagub Emil.
Dirinya menambahkan, bahwa melalui penyelenggaraan Misi Dagang kali ini diharapkan bisa menjadi pembuka jalan bagi keberlanjutan kerjasama yang terjalin antara pedagang Jatim dan NTT.
Sehingga dalam pelaksanaan Misi Dagang tersebut, tak hanya fokus pada besaran transaksi yang dihasilkan, tapi juga bagaimana kelangsungan kerjasama di masa depan. “Jadi yang penting bukan hanya mengejar transaksi saat ini tapi membuat hubungan yang berkelanjutan antar pedagang,” imbuhnya.
Tak hanya menghadiri pembukaan Misi Dagang, Wagub Emil juga menyapa warga melalui siaran Radio Republik Indonesia (RRI) Kupang. Wagub Emil mengaku terkesan keseriusan Pemprov NTT terhadap pengembangan UKM. Dengan dukungan pemerintah daerah, UKM-UKM tradisional bisa bertransformasi menjadi lebih modern. Oleh sebab itu, besar harapannya akan ada kreativitas dan kolaborasi baru yang nantinya bisa dibangun antar kedua wilayah.
“Kehadiran Jatim disini, juga jadi upaya kita untuk memperkuat persaudaraan antara Jatim dan NTT. Ini adalah hubungan yang mutualisme. Ini adalah sinergi antara kedua wilayah,” ungkapnya.
Senada dengan Wagub Emil Dardak, Wagub NTT Josef Nae Soi menyampaikan bahwa Jatim dan NTT memiliki kekayaan intelektual tersendiri. Dengan ciri khasnya masing-masing maka bisa jadi ajang untuk membangun sebuah simbiosis mutualisme yang menghidupkan demi kemajuan kedua belah pihak. “Jadi seperti kata Pak Wagub Emil, kita disini tidak hanya dagang tapi juga invest,” tuturnya.
Sementara itu, Misi Dagang yang digelar tercatat 115 Pelaku Usaha mengikuti ajang tersebut. Jumlah tersebut terdiri 34 orang pelaku usaha asal Jawa Timur, dan 71 orang pelaku usaha asal NTT.
Tak hanya itu, dilakukan juga penandatangan Nota Kesepahaman (MOU) antara Wagub Jatim dan NTT, Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Disperindag, Diskop dan DPMPTSP kedua wilayah. (ita)