Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sebagai wakil Indonesia pada rangkaian Finance Ministers Meeting. Dalam kesempatan itu, tercatat 21 Menteri Keuangan negara anggota APEC turut hadir pada diskusi tersebut.
”Saya sampaikan beberapa hal pada kesempatan kali ini, utamanya terkait tantangan perekonomian global yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kondisi “higher for longer” yang semakin merosotkan posisi fiskal beberapa negara,” ujar Menteri Keuangan melalui akun Instagram resmi @smindrawati, Senin (13/11).
Menteri Keuangan juga menyampaikan keluarnya kebijakan-kebijakan terkait isu perubahan iklim dapat memicu crowding out secara global. Kebutuhan pembiayaan yang masif ini berpotensi memberikan tekanan yang besar pada pasar dan berujung pada meningkatnya suku bunga, dan berujung pada meningkatnya tekanan terkait pembiayaan pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia di dalamnya.
Menghadapi segala dinamika global ini, Menkeu juga menyampaikan bahwa menyambut kebijakan fiskal yang matang dan bijaksana sangatlah penting. Selain itu, saat-saat penuh tantangan seperti ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan beragam reformasi struktural.
Diketahui, pada tahun 2021 Indonesia telah mengesahkan dua undang-undang penting, yaitu mengenai reformasi perpajakan dan hubungan keuangan pusat dan daerah.
Selain itu, APBN juga menjadi katalisator upaya-upaya mempercepat transformasi perekonomian. Menaruh fokus investasi pada infrastruktur dan sumber daya manusia menjadi contohnya. Menurutnya, ini merupakan contoh upaya menyelesaikan beragam isu-isu pembangunan.
”Diskusi pagi ini pun berlangsung hangat di tengah udara San Fransisco yang cukup dingin. Semoga melalui diskusi ini dan beragam rangkaian agenda APEC kedepan, kita semua dapat menemukan solusi bersama dalam menghadapi beragam tantangan dunia,” pungkasnya. (ist)