Cucu Presiden RI Pertama Ir Soekarno, Hj Puti Guntur Soekarno SPol resmi menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Drs H Saifullah Yusuf. Resmi dicalonkan PKB, PDI Perjuangan, PKS dan Gerindra untuk Pilkada 2018, sosok putri sulung Guntur Soekarnoputra ini kurang dikenal masyarakat Jawa Timur. Siapa Puti Guntur Soekarno?
Puti saat ini sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X yang meliputi (Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Sebelum memasuki kancah politik nasional, Puti aktif belajar dan menjadi relawan budaya melalui Kelompok Swara Mahardhikka serta peduli pada aktifitas pendidikan bagi generasi muda melalui Yayasan Fatmawati Soekarno, bidang-bidang yang saat ini terus diperjuangkannya melalui Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan serta pemuda dan olah raga, pariwisata, ekonomi kreatif serta perpustakaan.
Bagi penikmat dan penggiat lukisan, tari dan musik ini aktif berpolitik di kancah publik tak harus meninggalkan kodratnya sebagai perempuan Indonesia, tetap menjaga harmoni keluarga juga silaturahmi dengan teman dalam persaudaraan demikian ia tak pernah melupakan darimana ia berasal dan apa yang diperjuangkannya.
Berjiwa Muda & Mandiri
Puti tumbuh dalam keluarga terpandang di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ayahnya adalah Guntur Soekarno putra sulung pendiri negara sekaligus presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno.
Meski tumbuh sebagai cucu presiden pertama Puti diajarkan hidup sederhana dan mandiri sejak kecil. Misalnya untuk kegemarannya membaca buku ia harus menabung dari uang jajan dan membeli buku.
Guntur Soekarno sangat peduli pada nasib dan eksistensi kaum muda dalam berpolitik, meski ia sendiri pada akhirnya tidak dapat terus berpolitik karena keadaan yang membuatnya demikian. Kesadaran untuk pendidikan dan egaliter menghargai kaum muda untuk maju tertanam dalam diri Puti.
Hidup Guyup Rukun
Kelembutan bertutur dan menghormati sikap hidup guyup rukun menjadi ciri khas budaya masyarakat Sunda yang diajarkan kepadanya oleh ibunya Henny Guntur (Henny Emilia Handayani) yang sempat menjadi Ratu Kebaya pada jamannya mewakili Jawa Barat.
Latar belakang tersebut turut membentuk karakternya yang sangat menghargai seni dan tradisi Sunda. Berkepribadian budaya nasional menjadi kepedulian perjuangannya.
Selalu Bersyukur
Masa kecil Puti cukup dekat dengan Ibu Fatmawati Soekarno yang selalu mengajarinya mengaji dan agar jangan meninggalkan sholat fardhu sebagai seorang muslimah. Ibu Fatmawati pintar mengaji. Ia memanggil Sang Nenek dengan panggilan Mbu (baca: embu). Menurutnya suara lantunan saat mengaji Ibu Fat begitu merdu ia selalu menyimaknya saat Magrib tiba.
Dari Sang Nenek ia diajarkan hidup sederhana dan pintar mensyukuri nikmat Allah SWT agar hidup senantiasa bahagia. Neneknya memang berangkat dari keluarga besar Muhammadiyah di Bengkulu, bahkan konon diberikan kehormatan sebagai Anggota Kehormatan KOHATI (Korps HMI-Wati seumur hidup).
Mengabdi Untuk Rakyat
Bagi Puti, berpolitik harus punya prinsip. Prinsip politiknya adalah ideologi dari Bung Karno untuk memperjuangkan masyarakat kecil yaitu sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Di dalam praktek politik bernegara harus berpegang pada ideologi negara sekaligus Dasar Negara Pancasila.
Terkait pemikiran Bung Karno ia dapatkan langsung dari ayahnya Guntur Soekarno dan kadang juga teman-teman ayahnya sesama alumni GMNI (Gerakan mahasiswa nasional Indonesia). Ayahnya Guntur Soekarno adalah mentor ideologinya.
Apresiasi Terhadap Seni
Sejak SMP perempuan yang memiliki nama lengkap Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarnoputri aktif mengikuti kegiatan kesenian dan budaya termasuk mementaskan tari-tarian. Ia juga seringkali mengiringi paduan suara di SMA 1 Budi Utomo Jakarta dengan memainkan piano. Melukis juga merupakan kegiatan yang disukainya.
Dukungan Keluarga
Usai menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia jurusan Administrasi Negara tahun 1994, Puti menikah dengan Joy Kameron pria yang hobi fotografi yang kini menjadi ayah dari kedua anaknya yaitu Rakyan Ratri Syandriasari Kameron dan adiknya Rakyan Danu Syahandra Kameron.
Dukungan keluarga sangat penting dalam politik. Ia sangat peduli pada keluarga dan anak-anak. Hal yang membuatnya semakin bersemangat melakukan perjuangan politik bahwa politik bukan semata diwakili hal-hal besar tetapi keluarga sebagai unsur terkecil politik juga penting.
Pendidikan anak dan kaum perempuan
Ia meyakini pendidikan adalah jembatan untuk membangun manusia Indonesia sebagai modal utama investasi pembangunan Bangsa Indonesia. Untuk itu ia selalu memperhatikan pendidikan anak dan khususnya perempuan di daerah pemilihannya. Keberpihakan pada perempuan dan anak-anak menjadi bumbu penyedap perjuangan politiknya.
Ia selalu bersemangat diantara kaum perempuan dan anak. Baginya perempuan Indonesia bisa memiliki peran perjuangan politik tanpa harus meninggalkan kodratnya, itulah feminisme Indonesia yang ia fahami dari Buku Sarinah karya kakeknya.
Kegemarannya banyak membaca buku membuatnya familiar dengan tokoh-tokoh pemimpin perempuan seperti Ratu Sima, Dyah Pitaloka, Tri Buana Tunggadewi, Indira Gandhi, Aung San Suu Kyi, Bunda Teresa, Siti Khadijah, RA Kartini, Dewi Sartika, hingga sosok politik kontempores seperti Angela Merkel dan Megawati Sukarno Putri bibinya. Penggemar film India ini juga mencermati perkembangan sastra di tanah air.
Tak segan ia tampil dalam sebuah perhelatan membawakan musik regae atau The Beatles yang disukai anak muda. Sosoknya luwes dan ramah bergaul kepada siapapun. (sumber: putiguntursoekarno.org)