Bagi Bangsa Indonesia, Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto (Cokroaminoto) bukan sekadar pejuang, tetapi juga salah satu pelopor pergerakan dan guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia salah satunya adalah presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.
Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam ideologi bangsa Indonesia pada saat itu. Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 – meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun.
Meski tidak lahir di Surabaya, Tjokroaminoto dikenal sebagai pahlawan nasional yang berasal dari kota pahlawan.
Jika penasaran mengenai kisahnya, ada satu tempat yang bisa mengobati rasa penasaran dan keingintahuan kalian. Yakni dengan mengunjungi rumah peninggalan HOS Tjokroaminoto di daerah Peneleh Surabaya. Di lokasi inilah, banyak terekam kisah dan sejarah perjuangan bangsa.
Sejak 27 November 2017, oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tempat bersejarah ini diresmikan menjadi Museum HOS Tjokroaminoto yang terletak di Jalan Peneleh VII nomor 29 Surabaya tepatnya berada di seberang Jembatan Peneleh.
Dari luar, kita bisa melihat warna hijau yang mendominasi bagian pagar. Pagar ini terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan dua daun pintu Museum ini berbentuk arsitektur rumah Jawa dengan dua lantai yakni lantai bawah sebagai tempat tinggal keluarga HOS Tjokroaminoto dan lantai dua yang difungsikan sebagai kamar kost.
Pemandu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Achmad Yanuar Firmansyah, menjelaskan museum ini berisi foto dan narasi yang menjelaskan sejarah HOS Tjokroaminoto, termasuk beberapa barang dan profil para penghuninya. Pemuda-pemuda yang pernah indekos di rumah inilah yang kemudian menjadi tokoh yang berperan penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pemuda-pemuda ini seperti Munawar Musso, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Raden Darsono Notosudirdjo, Semaun, Alimin dan proklamator dan juga Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Melewati pagar tersebut, kita akan sampai di teras yang tak cukup lebar. Baru dari situlah, kita akan dihadapkan dengan pintu yang berwarna paduan antara hijau dan kuning. Jendela dengan warna senada terdapat di kiri dan kanan pintu.
Ketika mengeksplorasi rumah ini, kalian akan menemukan bahwa daun pintu di keseluruhan ruangan rumah tersebut memiliki warna senada dengan daun-daun pintu yang kalian temui di bagian depan rumah.
Begitu memasuki ruang tamu, yang terasa adalah kesederhanaan yang sangat kental. Lantai rumah itu terbuat dari ubin-ubin kecil berwarna putih dan merah. Secara keseluruhan, rumah ini memiliki cat berwarna putih dan bagian plafonnya terbuat dari anyaman bambu.
Di bagian kanan pintu terdapat meja kayu-marmer dengan empat kursi kayu yang mengelilinginya. Ruangan ini sepertinya adalah ruang tamu. Pada dindingnya, kalian akan menemukan foto-foto serta kisah Tjokroaminoto semasa hidupnya.
Foto-foto beliau juga bisa ditemukan di beberapa dinding dalam rumah tersebut. Bagi warga Surabaya atau wisatawan yang ingin berkunjung, museum ini buka hari Selasa-Minggu, pukul 09:00-17:00 tanpa dipungut biaya. (jnr)