Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menjanjikan, hidangan yang bakal disantap jemaah haji tahun ini bercita rasa nusantara. Tak hanya itu, sejumlah bahan baku juga diimpor langsung dari Indonesia.
Sejauh mana hal tersebut diwujudkan? Tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah pada Senin (23/07) siang waktu setempat, mengunjungi Bin Marta Catering, salah satu penyedia layanan jasa katering bagi jemaah haji kita.
Bin Marta Catering terletak di wilayah Jabal Nur, Makkah, merupakan salah satu dari 36 katering yang ditunjuk Kemenag untuk menyediakan konsumsi jemaah haji Indonesia.
Kepala dapur Bin Marta Catering, Karma Senam Zain, menjelaskan pihaknya akan menyiapkan 6.000 porsi tiap jam makan atau 12 ribu porsi untuk makan siang dan malam.
“Kami memiliki 7 juru masak, 6 tenaga penyiap bahan baku dan 30 tenaga pengemas makanan,” ujar Karma. Dengan jumlah tenaga tersebut, ia optimistis mampu memenuhi target kerja yang diberikan Kemenag.
Beberapa bahan baku makanan asal Indonesia juga tampak memenuhi gudang penyimpanan. Mulai dari kecap, saus dan bumbu-bumbu khas Indonesia.
“Bahkan ada pula nangka muda, daun salam, dan jeruk purut khas Indonesia,” tandas Kadaker Makkah, Endang Jumali, saat ditemui di lokasi. “Ada pula tempe dan buncis,” sambung Endang.
Karenanya, ia berharap jemaah tak perlu membawa uang berlebih saat menunaikan ibadah haji. “Insya Allah terkait makan tak perlu khawatir,” imbuhnya.
Sementara Kasi Katering Daker Makkah, Evy Nuryana, yang turut serta dalam rombongan mengaku, pihaknya akan terus mengawasi bahan baku, peralatan dan juru masak.
“Alhamdulillah dari 36 katering rata-rata sudah siap, sementara bahan baku akan dilengkapi paling lambat hari ini,” ujarnya.
Terkait mekanisme kontrol yang dilakukan, pihaknya memberi perhatian lebih pada aspek produksi dan distribusi makanan.
“Jemaah Indonesia akan mendapat makan siang dan makan malam selama 20 hari,” terang Evy. Rinciannya yakni mulai Kamis (26/07) mendatang saat jemaah mulai masuk ke Makkah dan akan berakhir pada 4 Dzulhijjah atau Rabu Agustus 2018. “Pelayanan katering akan mulai lagi tanggal 16 Dzulhijjah,” imbuhnya.
Ditambahkan bahwa jemaah haji Indonesia selama proses Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) akan mendapatkan 16 kali makan, dengan rincian 15 kali makan dan sekali snack berat selama 5 hari terhitung 8 – 12 Dzulhijjah.
“Jelang puncak Armina, layanan katering dihentikan karena Makkah sudah sangat padat sehingga tidak memungkinkan distribusi,” pungkasnya. Pada periode itu jemaah bisa membeli makanan secara mandiri. (sak)