Mahasiswa Unair Ciptakan Go-ANC
TEKNOLOGI

Mahasiswa Unair Ciptakan Go-ANC

SDG’S (Sustainable Development Goals) 2015-2030 telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda pembangunan dunia untuk kemashlahatan manusia dan planet bumi.

Salah satu kesuksesan program itu adalah, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Namun, AKI masih menjadi salah satu fokus dalam bidang kesehatan dikarenakan masih belum memenuhi target pada MDG’s sebelumnya.

Untuk itu, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi di Luar Kampus Utama UNAIR di Banyuwangi menggagaskan sebuah inovasi untuk mendukung target tersebut. Inovasi yang digagas dikenal sebagai Go-ANC.

Alasan Go-ANC (Go-Antenatal Care) terbentuk, bermula dari adanya masalah kematian ibu yang tinggi. Di banyuwangi sendiri, angka kematian ibu pada tahun 2017 sebesar 82.3 per 100.000 kelahiran hidup.

“Dimana angka tersebut masih berada di atas target SDG’s yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup,” ungkap Selviani Setyaning Dwiyanti selaku perwakilan tim Go-ANC pekan lalu.

Angka Kematian Ibu yang tinggi tersebut, lanjutnya, disebabkan oleh banyak faktor salah satunya disebabkan karena keterlambatan mengetahui tanda kehamilan berisiko, letak geografis ke layanan kesehatan serta keterbatasan tenaga kesehatan dalam menjangkau seluruh ibu hamil. Di dalam pembuatan aplikasi terdiri dari 4 tahap kegiatan.

“Tahap awal dilakukan diskusi dengan tenaga kesehatan (bidan desa, puskesmas dan dinas kesehatan) guna menentukan indikator yang dibutuhkan untuk pendataan. Tahap 2 pembuatan aplikasi Go-ANC. Tahap 3 uji coba aplikasi pada 10 orang kader dan 100 ibu hamil di 2 desa di Kecamatan Rogojampi, kemudian dilakukan penyempurnaan agar sesuai kebutuhan. Tahap 4 sosialisasi dan pelatihan kader posyandu selama 1 bulan,” jelasnya.

Go-ANC, tambahnya, akan di pergunakan oleh kader untuk memudahkan melakukan skrining risiko-risiko pada masa kehamilan dan nifas, karena kader merupakan seseorang yang lebih sering kontak dengan masyarakat.

Selain itu, aplikasi tersebut juga di desain untuk memberi manfaat bagi bidan desa, puskesmas dan dinas kesehatan di Banyuwangi. Aplikasi Go-ANC ini memiliki banyak keunggulan.

“Keunggulan utama dari Aplikasi ini yaitu memuat indikator risiko kehamilan secara spesifik, memuat informasi kesehatan ibu hamil, menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh kader, dapat digunakan secara online maupun offline, serta dapat membantu penanganan lebih cepat apabila ditemukan kasus risiko tinggi, yang nantinya muncul sebagai notifikasi langsung pada Bidan terdekat,” lanjutnya.

Pada akhir, dengan adanya aplikasi tersebut, ia dan tim berharap ke depan alat itu mampu menjadi pertimbangan pengambilan keputusan bagi instansi yang berwenang. Output yang dihasilkan bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan.

“Output yang dihasilkan berupa data individu untuk bidan dan puskesmas, dan data kelompok untuk dinas kesehatan. Hasilnya, diperoleh indikator untuk menskrining risiko dalam kehamilan. Go-ANC dapat digunakan dengan mudah oleh kader sebagai garda terdepan untuk menskrinning ibu hamil sehingga berkontribusi dalam penemuan kasus dan penurunan AKI dan AKB di Banyuwangi,” pungkasnya. (ita)