Mahasiswa Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi
KOMUNITAS PERISTIWA

Mahasiswa Sejarah Bisa Lulus Tanpa Skripsi

Skripsi merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang mahasiswa program sarjana tulis sebagai bagian dari persyaratan kelulusan. Bagi beberapa mahasiswa menulis skripsi merupakan sebuah tantangan. Tidak sedikit mahasiswa mengalami keterlambatan dalam kelulusannya akibat dari penulisan skripsinya yang tak kunjung usai.

Demi menjawab persoalan tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) sekaligus Dosen Prodi Ilmu Sejarah, Prof Dr Purnawan Basundoro SS MHum memberikan sebuah pendekatan khusus serta solusi. Ia mengatakan bahwa mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah dapat lulus tanpa harus membuat skripsi.

Prof Purnawan menjelaskan bahwa pengambilan keputusan ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun skripsi tertulis. “Karena selama ini kan pemahaman mahasiswa nanti semuanya harus menulis tugas akhir dalam bentuk naskah tertulis,” jelasnya.

Prof Pur, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Prodi Ilmu Sejarah akan mengarahkan pembuatan tugas akhir akan sesuai minat dan kemampuan dari para mahasiswa dengan tetap mempertahankan unsur sejarah. “Oleh karena itu, sekarang di Prodi Ilmu Sejarah ada delapan jenis tugas akhir yang bisa dipilih oleh mahasiswa,” ujar Prof Pur.

Delapan jenis alternatif tersebut merupakan bentuk dari skripsi kreatif yang meliputi komik sejarah, video dokumenter sejarah, novel sejarah, program pelestarian dan preservasi warisan sejarah, pengembangan aplikasi berbasis sejarah, artikel jurnal, menulis buku, dan memenangkan lomba karya ilmiah nasional. “Artinya sekarang mahasiswa dibebaskan dalam membuat skripsinya, tidak harus skripsi konvensional,” sebutnya.

Prof Pur juga menyampaikan kepada mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah agar tidak perlu khawatir terkait pendalaman materi selama proses perkuliahan. Desain kurikulum telah memastikan bahwa mahasiswa akan tetap mendapat bekal pengetahuan mengenai sejarah.

“Jadi misalnya mengenai riset sejarah itu, ada mata kuliah namanya metode dan praktek ilmu sejarah, ada mata kuliah metodologi sejarah bahkan ada mata kuliah seminar sejarah,” jelas Prof Pur.

Selain itu, dalam Prodi Ilmu Sejarah UNAIR juga akan hadir mata kuliah yang berbasis aplikatif guna menunjang dan memperkuat keterampilan aplikatif mahasiswa.

“Misalnya, untuk pembuatan video dokumenter itu juga ada mata kuliah khusus, jadi ada mata kuliah terkait audio visual. Kemudian terkait pelestarian dan preservasi warisan sejarah itu juga ada mata kuliah warisan sejarah,” ungkapnya.

Pada akhir, Prof Pur mengatakan Prodi Ilmu Sejarah UNAIR akan mewadahi mahasiswanya semua bakat dan keahlian yang mereka miliki. “Mereka yang punya bakat dan keahlian akan berkembang dengan kuliah di Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga ini karena semua kita wadahi dalam berbagai perkuliahan tugas akhir ini,” tutupnya. (ita)