Sebanyak 1.430 mahasiswa yang telah menyelesaikan program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Meski resmi berakhir, namun kiprah para peserta MSIB tak dapat diabaikan begitu saja. Sebab, sebagian dari mereka ikut mengabdi dan memberikan pendampingan pada program ketahanan keluarga yang terus dibidik oleh Pemkot Surabaya.
Program ini akan berlanjut di tahun depan dengan mahasiswa yang akan lebih banyak dari tahun ini. Program ini diikuti oleh seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia guna mewujudkan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pembelajaran di luar perguruan tinggi. Serta, mendapatkan pengalaman sekaligus keahlian lapangan sebagai bekal ketika mereka lulus.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Ida Widayanti mengatakan terdapat 472 peserta MSIB ikut membantu pelayanan ketahanan keluarga melalui di Kota Pahlawan.
Mereka tersebar di tiga unit kegiatan, di antaranya 378 mahasiswa bertugas dalam kegiatan pelayanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Balai RW, 62 mahasiswa bertugas melakukan pendampingan pada kegiatan Kampunge Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak (KAS-RPA), dan 31 mahasiswa lainnya bertugas memberikan pendampingan di Kampung KB.
“Tujuannya adalah membantu DP3A-PPKB melaksanakan program kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dalam jangka waktu tertentu. Sehingga program kegiatan tersebut dapat lebih cepat dilaksanakan dengan hasil yang diharapkan juga lebih cepat tercapai,” kata Ida, Sabtu (23/12).
Ida menerangkan, para mahasiswa tersebut sangat serius melakukan pendampingan secara langsung di wilayah yang telah ditentukan. Hasilnya, mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat memberikan laporan kegiatan sesuai yang diharapkan.
“Kegiatan pendampingan juga dapat terlaksana dengan baik dan tentunya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Feni Ella peserta MSIB asal Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur mengatakan, selama melakukan kegiatan magang, ia mendapat pengalaman yang sangat mengesankan. Salah satunya, Feni dapat melayani masyarakat secara langsung, serta menyelesaikan temuan kasus di lapangan.
“Dengan hal itu, saya bisa menambah pengalaman dengan bersosialisasi langsung dengan masyarakat dan bisa lebih dekat dengan masyarakat,” kata Feni.
Selama bertugas di Balai RW 07 Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya secara individu, ia melakukan ragam pelayanan, seperti konseling, konsultasi, pengaduan kasus, dan sosialisasi. Hal yang paling menarik dan menyenangkan baginya adalah ketika melakukan sosialisasi secara goes to school, dimana ia bisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan anak-anak.
“Walaupun magang saya dilakukan secara individu, tapi tetap menyenangkan karena saya diterima oleh masyarakat di Balai RW tempat saya magang. Selama magang, saya banyak sekali mendapatkan manfaat, seperti lebih dapat mengasah hardskill dan softskill, serta kemampuan berkomunikasi saat berinteraksi dengan masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap, pelayanan Puspaga di Balai RW yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya dapat dimanfaatkan dan dimaksimalkan oleh masyarakat. “Semoga layanan Puspaga milik Pemerintah Kota Surabaya dapat terus berkembang dalam menangani permasalahan di lingkup perempuan, anak, keluarga, maupun masyarakat,” ujarnya. (ita)