Mahasiswa Asing Lomba 17-an di Unair
SENI BUDAYA

Mahasiswa Asing Lomba 17-an di Unair

Memasuki Hari Ulang Tahun KemerdekaanKe-73 RI, beragam perayaan diadakan sivitas Universitas Airlangga (Unair). Lomba-lomba yang merekatkan kerjasama tim dan kekompakan digelar. Tak hanya mahasiswa, perayaan kemerdekaan juga diikuti oleh dosen dan karyawan.

Kali ini, Pusat Bahasa Unair turut menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI dengan mengajak serta mahasiswa asing yang studi di Unair.
Sebanyak 15 mahasiswa asing mengikuti lomba Agustus-an bersama karyawan dan pengajar di Pusat Bahasa Unair, Kamis (16/8). Lomba-lomba ini sekaligus sebagai ajang memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada mereka.

Mengenai lomba memperingati hari kemerdekaan RI itu, panitia lomba yang jugaKoordinator Training dan Test Pusat Bahasa Unair Imroatul Muhsinah SS MPd mengatakan lomba perayaan HUT Kemerdekaan ke-73 RI diikuti oleh mahasiswa asing, karyawan, dan staf pengajar Pusat Bahasa Unair. “Tujuannya mengenalkan tradisi masyarakat Indonesia kepada mahasiswa asing yang sedang belajar Bahasa Indonesia,” katanya.

Jenis lomba yang diikuti adalah antara lain lomba makan kerupuk, meletakkan tempeh di atas kepala, memasukkan paku ke dalam botol, hingga memasukkan gelang karet ke sedotan.

Di Unair, mahasiswa asing ini menempuh studi yang berbeda-beda dari jenjang S2 hingga S3. Mereka kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

15 mahasiswa asing itu antara lain berasal dari negara Myanmar, Zimbabwe, dan Palestina. Sebagian besar dari mereka studi di Unairdengan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KMB) dari pemerintah RI.

Salah satu peserta Ihsan, asal Palestina Ihsan Idrees mendapat juara I lomba meletakkan tempeh di atas kepala. Mahasiswa S2 Hubungan Internasional FISIP Unair ini terlihat antusias mengikuti perlombaan.

“Aku senang sekali mengikuti lomba ini. Aku juga senang ikut kompetisi. Kalau tahun depan ada, aku suka (ingin, Red) ikut. Sebenarnya aku ingin lomba makan kerupuk. Itu kompetisi bagus, tapi karena aku puasa jadi aku nggak bisa ikut. Aku juara I meletakkan tempeh di atas kepala. Aku suka bisa melatih keseimbangan di kepala,” katanya. (ita)