Sebanyak Lima belas siswa-siswi SMA/SMK peserta Belajar Bersama Maestro (BBM) tahun 2018 menggelar pertunjukan seni tari di Yogyakarta, pekan lalu.
Bertempat di Pendopo Kedaton, Hotel Royal Ambarrukmo, para siswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tersebut menunjukkan kemampuannya setelah selama dua minggu belajar langsung dari salah satu maestro seni tari Indonesia, Didik Ninik Thowok.
Bagi salah satu peserta BBM, Firhan Nurhantiko, dari SMA Negeri 6 Surakarta, kesempatan belajar langsung dengan Didik Ninik Thowok merupakan suatu kebanggaan karena berhasil terpilih dari sekian ribu peminat.
“Sangat senang dan bangga bisa lolos dan mengikuti program BBM, karena kesempatan ini telah melalui perjuangan dan seleksi dari sekian ribu peminat, dan bisa belajar langsung bersama maestro,” ujar Firhan.
Tidak hanya memperoleh bekal ragam gerak yang berhubungan dengan olah tubuh, Firhan dan peserta BBM di bawah bimbingan Didik Ninik Thowok lainnya pun diajak berwisata edukasi, mengunjungi tempat bersejarah yang memiliki nilai seni.
“Karena siswa-siswi dasarnya bukan dari sekolah-sekolah penari semuanya, ada juga yang ingin menari tapi belum bisa menari, jadi kami juga membekali wisata edukasi ke tempat yang bersejarah dan mempunyai nilai seni, seperti ke museum dan candi, sehingga diharapkan mereka akan bangga dan cinta budaya, seni, dan benda bersejarah yang ada di Indonesia,” jelas Didik.
Bagi penari yang bernama asli Didik Hadiprayitno itu, tahun ini adalah kali kedua ia terlibat dalam program Belajar Bersama Maestro, setelah yang pertama pada tahun 2015. Melalui bidang seni dan budaya, ia ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai keberagaman.
“Saya mengenalkan seni melalui berbagai macam kostum tradisional dari berbagai daerah, sehingga diharapkan mereka akan bangga dengan bangsa kita yang luar biasa kaya, khususnya dalam bidang seni budaya, dan kalau kita tidak mengenalkan sangat dikhawatirkan mereka tidak akan mengerti tentang keberagaman,” jelas Didik.
Siswa-siswi peserta BBM di bawah bimbingan maestro tari Didik Ninik Thowok antara lain berasal dari Lampung, Padang, Sampit, Bone, Malang, Solo, Ponorogo, Brebes, Cirebon, dan Riau.
Didik meyakini, kesenian juga mengajarkan kepada para siswa tersebut apa yang disebut dalam istilah dalam bahasa Jawa, unggah-ungguh, atau cara bersikap terhadap orang lain yang berinteraksi dengan diri kita.
“Kesenian, dalam hal ini seni tari, tidak hanya tentang menguasai tarian saja, banyak hal-hal lain yang saling berhubungan dan positif, yang bisa kita dapatkan,” pungkas Didik usai pergelaran.
Dalam pergelaran tari tersebut, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoto, turut hadir membuka acara. Masyarakat yang hadir menyaksikan pergelaran antara lain tokoh, pengamat seni, serta siswa-siswi pegiat seni di Yogyakarta. (sak)