Koperasi Jangan Takut Berkompetisi
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Koperasi Jangan Takut Berkompetisi

Presiden Joko Widodo mengingatkan para penggerak koperasi di Tanah Air untuk terus meningkatkan semangat reformasi koperasi sebagai kekuatan bersama yang mampu bersaing dan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Apalagi di era sekarang ini dibutuhkan kecepatan, kreativitas, dan juga inovasi agar koperasi bisa bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam acara Peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-70, pada Rabu, 12 Juli 2017, di Lapangan Karebosi, Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

“Saya ingatkan agar penggerak-penggerak koperasi jangan pernah takut bersaing dan berkompetisi dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya,” ujar Presiden.

Presiden meyakini bahwa koperasi mampu berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan swasta, korporasi, BUMN. “Karena memang kesempatan ada di depan mata kita, semangat untuk menjadikan koperasi sebagai kekuatan bersama, kekuatan gotong royong yang mampu bersaing serta cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman,” kata Presiden.

Presiden menggarisbawahi bahwa kekuatan koperasi saat ini masih relevan dalam perekonomian Indonesia dan perekonomian global. Koperasi juga merupakan salah satu institusi ekonomi rakyat yang penting dalam menghadapi tantangan masa depan.

“Untuk itu pemerintah menempatkan koperasi sebagai institusi utama dalam pelaksanaan kebijakan pemerataan ekonomi, dan dalam kebijakan reforma agraria redistribusi lahan. Kita juga ingin menempatkan koperasi sebagai salah satu penerima yang dapat memanfaatkan konsesi-konsesi yang akan kita berikan,” kata Presiden.

Namun koperasi yang akan menerima konsesi-konsesi itu harus memiliki kemampuan manajemen dalam pengelolaan konsesi-konsesi lahan yang akan diberikan oleh pemerintah sebagaimana dilansir Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

“Harus bisa memberikan sebuah tawaran-tawaran proposal yang memang bisa dikalkulasi dan dihitung dengan kalkulasi-kalkulasi ekonomi,” tutur Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden menggarisbawahi masih rendahnya kontribusi koperasi kepada perekonomian nasional. Meski telah mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding 2,5 tahun lalu, sumbangan koperasi terhadap perekonomian Indonesia dinilai masih relatif kecil atau baru sebesar 3,9 persen.

“Di Prancis itu 18 persen, di Belanda kontribusinya 18 persen, di Selandia Baru kontribusinya 20 persen. Sekali lagi di negara kita baru 3,9 persen,” ucap Presiden.

Padahal, lanjut Presiden, setiap tahun pemerintah selalu gencar menggerakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia.

“Inilah pekerjaan kita. Pekerjaan besar kita ada di sini, agar kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional itu meningkat secara drastis,” katanya.

Saat ini banyak koperasi yang berhasil yang dapat dijadikan contoh dalam mengelola usaha, kredit, dan uang. Bahkan sebuah koperasi jasa bisa memiliki nilai perputaran uang hingga Rp5 triliun. Koperasi lainnya juga tak kalah berhasil dengan nilai perputaran mencapai Rp18 triliun.

“Kita copy pada koperasi-koperasi yang lain bagaimana mereka mencapai omset yang tinggi seperti itu? Mencapai perputaran uang tinggi seperti itu?” ungkapnya.

Beragam upaya tersebut dilakukan pemerintah guna meningkatkan peran koperasi dalam rangka membangkitkan ekonomi rakyat. Presiden pun berharap, pada Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-70, koperasi dapat terus memberikan manfaat yang nyata bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

“Marilah kita bersama-sama memastikan koperasi memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat Indonesia,” ucap Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut adalah Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. (sak)