Komitmen Khofifah Bangun Skilled Labour
KOMUNITAS PERISTIWA

Komitmen Khofifah Bangun Skilled Labour

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmennya untuk membangun tenaga kerja terdidik atau skilled labour di Jatim.

Ini karena masih banyak pekerja di Jatim tergolong unskilled labour alias berketrampilan rendah, dimana sebanyak 49% tingkat pendidikannya masih Sekolah Dasar (SD) kebawah, hanya 18% berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Dari situ, kita bisa prediksi bahwa sebagian besar tenaga kerja di Jatim adalah unskilled labour, maka yang harus diikhtiarkan adalah bagaimana pekerja ini mengarah pada skilled labour,” tegas Gubernur Khofifah saat Peringatan Hari Pekerja Indonesia 2019 dan HUT SPSI ke-46 Prov Jatim. Di lapangan utama GOR Delta Sidoarjo, Minggu (3/3) siang.

Guna meningkatkan skilled labour, lanjut Gubernur Khofifah, maka Pemprov Jatim akan meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan vokasi. Salah satunya, dengan menyiapkan SMK Pengampu di 149 SMK dan pemerintah pusat sedang membangun seratus Balai Latihan Kerja (BLK) yang berbasis Pesantren diseluruh Jatim.

Hadirnya BLK juga diharapkan akan menghasilkan SDM yang memiliki skill, sehingga siap bersaing lebih profesional dan lebih produktif di dunia kerja.

“Kalau masih unskilled labour, pasti mereka menerima pekerjaan apa saja. Ini sangat berbeda dengan yang sudah memiliki skill,” katanya.

Ditmbahka, BLK Ini akan mengurangi jumlah angka pengangguran terbuka di Jatim, yang saat ini lebih banyak didominasi lulusan SMK peringkat kedua adalah lulusan SMA.

Selain membangun BLK, Gubernur Khofifah juga akan menyiapkan Millennial Job Center yang dipusatkan di kelima Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) di Jatim, yakni Bakorwil Madiun, Bojonegoro, Malang, Pamekasan, dan Jember. Millennial Job Center ini akan menjadi penguatan dari berbagai kreativitas dan inovasi, khususnya terkait tren gig economy.

Gig economy, lanjut orang nomor satu di Jatim ini, adalah sistem kerja model temporer, atau kontrak jangka pendek, sehingga bisa berpindah-pindah dan kerja dimana saja.

Contohnya, profesi fotografer, freelancer, even organizer, web designer, dan cameraman. Sistem gig economy ini sejalan dengan tren dunia kerja usia muda.

“Jadi baik pekerjanya maupun end user-nya lebih suka kontrak jangka pendek. Seperti itulah formulasi dari spektrum ketenagakerjaan di Jatim,” lanjutnya.

Gubernur Khofifah juga mendorong Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) untuk memotivasi anggotanya agar meningkatkan pendidikannya. Misalnya, bagi yang tidak lulus SD dapat mengambil Kejar Paket A, lalu yang tidak lulus SMP, bisa mengambil Kejar Paket C, begitu seterusnya sampai ke tingkat Perguruan Tinggi .

Gubernur Khofifah juga berencana akan membangun shelter di luar negeri bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya yang berasal dari Jatim. Salah satu negara yang menjadi tempat pembangunan shelter tersebut adalah di Hong Kong. Alasannya, terdapat sekitar 150 ribu PMI asal Jatim di negara tersebut.

“Saya telah musyawarah dengan rekan yang tinggal dan memiliki hubungan dekat dengan PMI di Hongkong, kita akan siapkan shelter disana,” katanya.

Di shelter tersebut akan disiapkan layanan konseling, dan pelatihan-pelatihan keterampilan. Diharapkan, melalui pelatihan tersebut, ketika PMI pulang ke Indonesia, mereka bisa memiliki harapan untuk mandiri. (ita)