Komitmen Kerakyatan Ganjar Pranowo
PERISTIWA PROFIL

Komitmen Kerakyatan Ganjar Pranowo

Calon Presdiden RI 2024-2029 Ganjar Pranowo tidak pernah terkena gunjingan karena kelakuan tak patut. Keluarganya harmonis, istrinya setia, anaknya berprestasi. Ia adalah muslim saleh, rajin sowan kyai dan ulama untuk minta nasihat dan doa.

Ganjar menjunjung tinggi toleransi sekaligus tegas menghadapi penganut radikalisme. “Siapa yang tidak setuju dengan Pancasila, silakan mengundurkan diri. Jika tidak, saya yang akan mengundurkan Anda,” katanya di hadapan para kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Jawa Tengah.

Ganjar menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Ia bukan trah biru, juga bukan orang berada. Ia anak seorang polisi rendahan yang hidup pas-pasan. Ia tidak punya harta untuk membeli jabatan, tetapi memiliki kepribadian kuat untuk menghadapi tantangan. Rakyat menilai rekam jejaknya baik, komitmennya teruji, dan dedikasinya tinggi.

Ia menjadi gubernur karena rakyat memilihnya. Oleh karena itu, semua kewenangan di tangannya diabdikan untuk rakyat. “Kebahagiaan saya adalah ketika bisa membantu rakyat keluar dari masalah yang membelitnya,” katanya.

Pemimpin merakyat
Hampir setiap pagi, sambil berolahraga (berjalan, berlari,atau bersepeda), Ganjar dan istrinya, Atikoh, bertegur sapa, berbincang, dan bercanda dengan warga. Setiap pekan ia keliling ke kabupaten/kota dan menginap di rumah warga. Ketika pandemi Covid-19 melanda, ia menemui warganya secara virtual—bisa menyapa warga Jawa Tengah yangberada di provinsi maupun negara lain.

Komitmen kerakyatan Ganjar diwujudkan dalam program nyata: memerangi kemiskinan. Ia mengawal ketat distribusi bantuan pangan dari pemerintah pusat agar tidak salah sasaran. Pemerintah provinsi fokus menyediakan papan melalui program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) secara masif.

Ganjar juga menggencarkan program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” sehingga angka kematian ibu dan anak turun signifikan. Ia mendirikan “SMK Jateng” (boardingschool) sehingga anak-anak keluarga miskin bisa sekolah tanpa dipungut biaya.

Lalu, bus-bus Trans Jateng disediakan untuk mobilitas penduduk dengan tarif murah. Ganjar berkali-kali menelepon pejabat pusat agar nelayan dipermudah dalam mencari ikan di laut. Ia memerintahkan Bank Jateng untuk mengucurkan kredit dengan bunga yang sangat rendah kepada bakul pasar, bakul gendong, penjual bakso, dan lain-lain agar lepas dari rentenir.

Ia juga menggelontorkan dana pembinaan kepada pengusaha UMKM, sekaligus membantu memasarkan produk-produk mereka melalui media sosialnya dan ruang tamunya. Ia punya acara “Ngopi Bareng”, online maupun offline, dan “Lapak Ganjar” di media sosial.

Ganjar menjalankan program Kartu Tani yang bertujuan menyalurkan subsidi pupuk tepat sasaran. Meski program ini menghadapi mafia pupuk, ia bersikeras melawannya. Program ini selanjutnya diadopsi secara nasional oleh Kementerian Pertanian.

Ia kerap pontang-panting menstabilkan harga komodita spertanian (seperti lombok dan bawang) dan peternakan (misalnya telur dan dagingayam), yang tiba-tiba jatuh. Ia tak segan mengerahkan aparat dan mengimbau pengusaha untuk memborong produk-produk tersebut agar harga kembali normal.

Bersih dan tegas

Ganjar mewujudkan tagline kampanye Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi dalam pemerintahan sehari-hari. Ia menghentikan budaya setoran mulai dari dirinya sendiri. Pejabat daerah yang nekat membawa setoran kepadanya diminta memilih: meminta maaf atau dilaporkan kepada KPK.

Enam bulan pertama, ia mengumpulkan pengakuan dan bukti tentang budaya setoran yang tidak berhenti meski sudah diingatkan berkali-kali. Ketika hal itu dipaparkan di rapat instansi, sejumlah pejabat tidak berkutik. “Saya minta saudara insaf, dan berhenti. Jika tidak, saya yang menghentikan saudara,” perintahnya.

Ketegasan Ganjar dalam memerangi korupsi dapat dilihat publik melalui video sidak jembatan timbang dan kantor Samsat. Ganjar menyadari pendapatan pegawai provinsi masih di bawah rata-rata pendapatan karyawan perusahaan swasta. Maka, ia pun menaikkan tunjangan kinerja pegawai secara signifikan. Jika pendapatan sudah tinggi, tetapi masih saja korupsi, demosi pasti terjadi.

Tidak hanya itu, Ganjar juga tidak ragu meminta menteri atau pejabat pusat lain agar menarik pejabat pusat yang ditugaskan di Jawa Tengah karena masih minta-minta upeti. Ganjar aktif turun ke lapangan mengecek langsung praktik pelayanan pemerintahan.

Perintahnya kepada bawahannya jelas: berikan layanan yang mudah, murah, cepat. Jika tidak sanggup, silakan mundur. Untuk memastikan bahwa aparat menjalankan perintah itu, ia keluar masuk kantor-kantor pelayanan publik secara mendadak.

Ganjar juga rajin meninjau proyek untuk memastikan bahwa proyek provinsi dikerjakan sesuai kontrak. Beberapa video menunjukkan Ganjar membongkar pengaspalan jalan yang tidak sesuai spesifikasi atau menendang bangunan gedung baru yang dibangun sembarangan.

Ketegasan Ganjar dalam memerangi korupsi, kontras dengan isu yang sering diembuskan bahwa Ganjar terlibat korupsi KTP elektronik (KTP-el). Ia dituding menerima uang sogokan 500 ribu dolar AS dari Muhammad Nazaruddin, terpidana beberapa kasus korupsi.

Nazaruddin mengklaim telah menyaksikan Ganjar menerima uang sogokan di ruang Mustokoweni, anggota Komisi II DPR. Dalam persidangan terungkap, bahwa tanggal yang disebut Nazaruddin saat ia melihat Ganjar menerima uang sogokan, adalah tanggal di mana Mustokoweni sudah meninggal dunia.

Anggota Komisi II Miryam Haryani yang bertindak selaku distributor uang sogokan mengaku, hanya Ganjar dari pimpinan Komisi II yang menolak diberi uang. Pengusaha Andi Narogong juga mengaku tidak pernah memberikan uang kepada Ganjar. Atas keterangan saksi-saksi kunci di pengadilan itu, KPK kemudian mengeluarkan nama Ganjar dari perkara KTP-el.

‍Penerus Jokowi

Empat gubernur Jateng sebelumnya telah berusaha membangun kembali Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang, yang kondisinya mirip terminal bus. Semuanya gagal. Sebab, membangun kembali bandara berarti harus melibatkan banyak instansi yang masing-masing punya kepentingan sendiri.

Namun, Ganjar berhasil menyakinkan panglima TNI (pemilik landasan), menteri perhubungan (pengelola terminal), menteri keuangan (pencatat aset negara), pengusaha, dan lain-lain, sehingga bandara bisa dibangun kembali.

Kini Bandara Ahmad Yani tampak megah, indah, terapung di atas rawa. Pembangunan tiga bandara lain (Purbalingga, Blora, dan Karimunjawa) juga diawali oleh kegigihannya meyakinkan banyak pejabat lain. Itu juga yang terjadi dengan predikat Jawa Tengah sebagai provinsi penerima investasi paling tinggi.

Kegigihan Ganjar yang ditopang oleh birokrasi yang bersih dan melayani, membuat para investor tidak berpikir panjang untuk menanamkan modalnya di Jawa Tengah. Jadilah perluasan kawasan industri di Kendal, Batang, dan Cilacap.

Faktor lain, mereka merasa nyaman berbisnis di Jawa Tengah karena Ganjar mampu meredam gejolak perburuhan. Ia bisa berdiskusi berjam-jam dengan berbagai kalangan buruh, termasuk harus menghadapi dan menyapanya saat melakukan demo besar. Kepemimpinan Ganjar yang egaliter, simpel, dan fleksibel tersebut menempatkan dirinya sebagai sosok yang pantas meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi.

Kesamaan Ganjar dengan Jokowi tentu tidak semata karena berasal dari partai politik yang sama. Keduanya juga memiliki latar belakang yang sama, yakni: berasal dari kalangan wong cilik, yang merintis karier politik dari bawah. (gp.com)